Khawarij adalah kelompok sesat yang
muncul di awal-awal kemunculan Islam. Dalam beberapa hadis yang dapat
disinyalir dalam kitab-kitab standart Ahlusunah wal Jamaah disebutkan bahwa
Rasulullah saw -sebelum kemunculan kelompok sesat ini- pun telah mendapat kabar
dari Allah swt akan kemunculannya, pasca wafat beliau. Atas dasar itu, celaan
dan laknat Rasul terhadap kelompok tersebut banyak kita jumpai dalam berbagai
hadis. Itu semua sebagai bukti bahwa Rasulullah sangat membenci kelompok sesat
tersebut. Dan dikarenakan apa yang diungkapkan Rasul bukan dari hawa nafsunya
melainkan dari wahyu yang diturunkan maka celaan dan laknatan Rasul atas
kelompok itupun harus juga kita lakukan, sebagai perwujudan dari ayat: “Dan
tiada yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapan itu tiada
lain hanyalah wahyu yang diwahyukan”. (QS an-Najm: 3-4) Dan ayat: “Apa yang
diberikan Rasul kepada kalian maka terimalah ia. Dan apa yang dilarangnya bagi
kalian maka tinggalkanlah”. (QS al-Hasyr: 7)
Namun sayang, ada beberapa orang yang
mengaku sebagai umat Muhammad dan yang mengaku sebagai penghidup ajaran Salaf
Saleh namun tidak mengikuti prilaku dan perintah Muhammad Rasulullah saw dan
Salaf Saleh untuk berlepastangan dari kelompok sesat Khawarij. Anehnya, mereka
bukan hanya tidak mengikuti Rasul dan Salaf Saleh dalam berlepastangan, bahkan
mereka memuji-muji kelompok sesat (Khawarij) tadi. Jelas ini akan meniscayakan
murka Rasul dan Salaf Saleh atasnya. Bagaimana mereka mengatasnamakan dirinya
sebagai penghidup Sunnah Rasul dan ajaran Salaf Saleh sedang prilaku mereka
bertentangan dengan Rasul dan Salaf Saleh?
Ibnu Taimiyah dalam rangka membela
kelompok sesat Khawarij mengatakan: “Dahulu, kelompok Khawarij adalah
sebaik-baik anggota masyarakat dari sisi pelaksanaan shalat, melakukan puasa
dan membaca al-Quran. Mereka baik secara zahir maupun batin telah melaksanakan
agama Islam”. (lihat kitab Minhaj as-Sunnah jilid 4 halaman 37) Bahkan
Ibnu Taimiyah telah memuji manusia tercela yang bernama Abdurrahman bin Muljam
anggota kelompok Khawarij. Ibnu Muljam adalah pengikut Khawarij yang membunuh
Ali bin Abi Thalib (khalifah keempat Ahlusunah), seorang sahabat Rasul yang
termasuk Salaf Saleh. Oleh karenanya Ibnu Muljam dicela dan dilaknat oleh
Rasul. Kemurkaan Rasul selalu tercurah atasnya. Sedang kita semua mengetahui
bahwa kemurkaan Rasul meniscayakan kemurkaan Allah. Sebagaimana keridhoan dan
ketaatan terhadap Rasul berarti ketaatan kepada Allah, hal ini seperti yang
disebutkan dalam ayat; “Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia
telah mentaati Allah”. (QS an-Nisa’: 80)
Ibnu Tamiyah dalam memuji dan mencari
pembenaran atas perbuatan manusia terkutuk Ibnu Muljam sang Khawarij dan
pembunuh Ali yang tergolong Salaf Saleh dengan ungkapan: “Seseorang yang
membunuh Ali iapun menegakkan shalat, melakukan puasa, membaca al-Quran. Ia
membunuh Ali dengan anggapan bahwa hal itu akan mendapat ridho Allah dan
Rasul-Nya”.(lihat kitab Minhaj as-Sunnah jilid 7 halaman 57 / 58) Bahkan
dalam jilid ke 8 halaman 238 Ibnu Taimiyah memujinya dengan menyebutnya sebagai
paling baiknya penghamba (A’baudun-Naas) Allah. Tentu hal ini
bertentangan dengan sabda Rasul yang menyatakan bahwa pembunuh Ali adalah
paling celakanya manusia (‘Asyqon-Naas) di muka bumi. (lihat kitab Musnad
Ahmad bin Hanbal jilid 1 halaman 130, kitab Thabaqoot Ibnu Sa’ad jilid
3 halaman 21, kitab Khashaois an-Nasa’i halaman 39) Padahal akan kita
dapati dalam beberapa hadis bahwa Ali diperintah oleh Rasul untuk membunuh dan
membasmi tiga golongan yang telah menyimpang dari ajaran Rasul; Nakitsiin,
Qosithiin dan Mariqiin. Ali mengatakan: “Rasul telah
memerintahkan kami untuk membasmi kelompok; Nakitsiin, Qosithiin
dan Mariqiin (Khawarij)”. (lihat kitab Majma’ az-Zawa’id jilid 7
halaman 238 dan kitab Musnad Abi Ya’la jilid 3 halaman 194 hadis
ke-1623)
Dinukil oleh sahabat Ammar bin Yasir
yang mengatakan bahwa Rasul pernah bersabda kepada Ali bin Abi Thalib dengan
ungkapan: “Wahai Ali, engkau akan memerangi sekelompok penzalim sedang engkau
dalam posisi benar. Jika ada seseorang yang tidak membantumu niscaya ia bukan
dari golonganku”. (lihat kitab Kanzul Ummal karya Muttaqi al-Hindi yang
bermazhab Hanafi jilid 11 halaman 613 hadis ke-32970)
Lantas bagaimana mungkin manusia
pembela kelompok sesat versi Rasulullah –yaitu Khawarij- dianggap sebagai Imam
para pengikut ajaran Salaf Saleh? Bahkan yang lebih aneh lagi, Ibnu Taimiyah
yang memuji Khawarij semacam itu –padahal Rasul Islam mencela mereka- masih
saja digelari dengan sebutan ‘Syeikh Islam’? Apakah tidak lebih baik diganti
dengan ‘Syeikh Khawarij’, karena pembelaannya terhadap Khawarij dan
pertentangannya dengan celaan Rasul atas Khawarij?
Wallahu A’lam
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar