| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
RMS Titanic adalah sebuah kapal penumpang super Britania Raya yang tenggelam
di Samudra
Atlantik Utara pada tanggal 15 April 1912 setelah menabrak sebuah gunung es pada pelayaran perdananya dari Southampton, Inggris ke New York City. Tenggelamnya
Titanic mengakibatkan kematian sebanyak 1.514 orang dalam salah satu bencana maritim masa damai paling mematikan sepanjang sejarah.
Titanic merupakan kapal terbesar di dunia pada pelayaran perdananya. Satu dari
tiga kapal samudra kelas Olympic dioperasikan
oleh White Star Line. Kapal ini
dibangun pada 1909 sampai 1911 oleh galangan kapal Harland and Wolff di Belfast. Kapal ini sanggup mengangkut 2.224 penumpang.
Para penumpangnya terdiri dari sejumlah orang terkaya di
dunia, serta lebih dari seribu emigran dari Britania Raya, Irlandia, Skandinavia, dan
negara-negara lain yang mencari kehidupan baru di Amerika Utara. Kapal ini
dirancang senyaman dan semewah mungkin, dengan dilengkapi gimnasium, kolam
renang, perpustakaan, restoran kelas atas dan kabin mewah. Kapal ini juga
memiliki telegraf nirkabel mutakhir yang dioperasikan untuk keperluan penumpang
dan operasional kapal. Meski Titanic mempunyai perlengkapan keamanan yang maju
seperti kompartemen kedap air dan pintu kedap air yang bisa dioperasikan dari
jarak jauh, kapal tersebut tidak memiliki sekoci yang cukup untuk menampung
seluruh penumpang kapal. Karena regulasi keamanan laut yang sudah kuno, Titanic
hanya mengangkut sekoci yang hanya mampu menampung 1.178 penumpang –
sepertiga dari total penumpang dan awak kapalnya.
Setelah meninggalkan Southampton pada 10 April 1912,
Titanic berhenti di Cherbourg, Perancis dan Queenstown (sekarang Cobh), Irlandia sebelum berlayar ke barat menuju New York.
Pada tanggal 14 April 1912, empat hari pasca pelayaran, tepatnya 375 mil di
selatan Newfoundland, kapal
menabrak sebuah gunung es pukul 23:40 (waktu kapal; UTC-3). Tabrakan agak menggesek ini mengakibatkan pelat
lambung Titanic melengkung ke dalam di sejumlah tempat di sisi kanan kapal dan mengoyak lima dari enam belas kompartemen kedap
airnya. Selama dua setengah jam selanjutnya, kapal perlahan terisi air dan
tenggelam. Para penumpang dan sejumlah awak kapal diungsikan ke dalam sekoci,
kebanyakan sudah diluncurkan dalam keadaan setengah penuh. Banyak pria dalam
jumlah yang tidak sepadan – hampir 90% di Kelas Dua - ditinggalkan karena para
petugas yang memuat sekoci mematuhi protokol "wanita
dan anak-anak dahulu". Tepat sebelum pukul 2:20, Titanic patah dan
haluannya tenggelam bersama seribu penumpang di dalamnya. Orang-orang di air
meninggal dalam hitungan menit akibat hipotermia karena bersentuhan dengan samudra yang sangat dingin.
710 penumpang selamat diangkat dari sekoci oleh RMS Carpathia beberapa jam
kemudian.
Musibah ini ditanggapi dengan keterkejutan dan kemarahan
dunia atas jumlah korban yang besar dan kegagalan regulasi dan operasi yang
terjadi serta sekoci dan alat kelemgkapan penyelamatan lainnya yang tidak
memadai. Penyelidikan publik di Britania dan Amerika Serikat mendorong perbaikan besar-besaran
keselamatan laut. Salah satu warisan terpenting dari bencana ini adalah penetapan Konvensi Internasional untuk
Keselamatan Penumpang di Laut (SOLAS), yang masih mengatur keselamatan laut sampai
sekarang. Banyak korban selamat kehilangan seluruh kekayaan dan harta benda
mereka dan menjadi miskin; banyak keluarga, terutama keluarga awak kapal dari
Southampton, kehilangan sumber nafkah utamanya. Mereka semua dibantu oleh
banjirnya simpati dan sumbangan amal dari masyarakat. Beberapa pria yang
selamat, terutama kepala White Star Line, J. Bruce Ismay, dicela
sebagai pengecut karena meninggalkan kapal ketika penumpang lain masih di
atasnya, dan mereka diasingkan oleh publik.
Bangkai Titanic masih ada di dasar laut, perlahan
hancur di kedalaman 12.415 kaki (3,784 m). Sejak ditemukan kembali pada tahun 1985, ribuan
artefak diangkat dari dasar laut dan dipamerkan di berbagai museum di seluruh
dunia. Titanic telah menjadi salah satu kapal ternama dalam sejarah.
Keberadaannya terus diingat oleh sejumlah buku, film, pameran, dan tugu
peringatan.
Latar belakang
Dibangun di Belfast, Irlandia, Kerajaan Bersatu, RMS Titanic adalah kapal kedua dari
tiga kapal samudra kelas Olympic - sisanya
adalah RMS Olympic dan HMHS Britannic (aslinya
bernama Gigantic).[2] Ketiganya adalah kapal terbesar dalam
armada perusahaan perkapalan Britania White Star Line, yang terdiri
dari 29 kapal uap dan tender pada tahun 1912.[3] Tiga kapal tersebut lahir dalam sebuah
perbincangan pada pertengahan 1907 antara kepala White Star Line, J. Bruce Ismay, dan hartawan
Amerika Serikat J. Pierpont
Morgan, yang
mengendalikan perusahaan induk White Star Line, International Mercantile Marine
Co. White Star
Line menghadapi tantangan yang semakin menjadi-jadi dari pesaing utamanya, Cunard, yang telah
meluncurkan Lusitania dan Mauretania – kapal penumpang tercepat yang beroperasi saat itu –
dan perusahaan pelayaran Jerman, Hamburg America dan Norddeutscher Lloyd. Ismay memilih untuk bersaing dalam
hal ukuran ketimbang kecepatan dan berencana meluncurkan jajaran kapal baru
yang ukurannya lebih besar daripada sebelumnya serta dibuat senyaman dan
semewah mungkin.[4]
Jajaran kapal ini dibangun oleh galangan kapal Belfast, Harland and Wolff, yang sudah
punya hubungan lama dengan White Star Line sejak 1867.[5] Harland and Wolff diberikan keuntungan
besar dalam merancang kapal untuk White Star Line; pendekatan seperti biasa
ditujukan kepada White Star Line untuk membuat sketsa konsep umum yang akan
dipakai dan diubah menjadi desain kapal oleh Harland and Wolff. Pertimbangan
biaya relatif rendah di agendanya dan Harland and Wolff diminta mengeluarkan
biaya atas segala kebutuhan kapal, ditambah margin keuntungan lima persen.[5] Untuk kapal kelas Olympic,
biaya sebesar £3 juta untuk dua kapal pertama disetujui disertai beberapa
"ekstra atas kontrak" dan bayaran lima persen seperti biasa.[6]
Harland and Wolff menempatkan para desainer utamanya
dalam perancangan kapal kelas Olympic. Perancangan ini diawasi oleh Lord Pirrie, direktur
Harland and Wolff dan White Star Line; arsitek laut Thomas
Andrews, direktur
pelaksana departemen desain Harland and Wolff; Edward Wilding, wakil Andrews
dan bertanggung jawab atas penghitungan desain kapal, keseimbangan dan
kerapiannya; dan Alexander
Carlisle, kepala juru
gambar kapal dan manajer umum.[7] Tugas Carlisle adalah dekorasi,
perlengkapan dan semua pengaturan umum, termasuk penerapan desain derek sekoci yang efisien.[a]
Pada tanggal 29 Juli 1908, Harland and Wolff
mempresentasikan sketsanya kepada J. Bruce Ismay dan para eksekutif White Star
Line lainnya. Ismay menyetujui desain tersebut dan menandatangani tiga
"surat perjanjian" dua hari kemudian yang mengizinkan pembangunan
kapal.[10] Saat itu,
kapal pertama tersebut – yang kelak menjadi Olympic – belum mempunyai
nama, tetapi hanya ditandai sebagai "Number 400", karena kapal ini
adalah kapal ke-400 yang dibangun Harland and Wolff. Titanic didasarkan
pada versi revisi desain yang sama dan diberi nomor 401.[11]
Rancangan sisi
RMS Titanic
Titanic memiliki panjang 882 kaki 9 inches
(269.1 m) dengan lebar maksimum 92 kaki 6 inches
(28.2 m). Tinggi keseluruhannya, diukur dari
dasar lunas ke puncak anjungan, adalah 104 kaki (32 m).[12] Kapal ini
berbobot 46.328 ton daftar bruto dan dengan daya muat 34 kaki 7 inches
(10.5 m), kapal ini berbobot total 52.310 ton.[2]
Ketiga kapal kelas Olympic mempunyai sebelas
geladak (tidak termasuk kantor perwira di bagian atas), delapan di antaranya
digunakan penumpang. Dari atas ke bawah, geladak-geladak tersebut adalah :
Diagram irisan bagian tengah Titanic
Fitur
Mesin, ketel, dan generator
Pemandangan sisi kiri belakang Olympic yang menampilkan kemudi dan
baling-baling tengah dan samping kiri [21]. Bandingkan
ukurannya dengan pria di bawah gambar.
Titanic dilengkapi dengan tiga mesin - dua mesin uap tiga
ekspansi empat silinder bolak-balik dan satu turbin Parsons bertekanan
rendah di tengah - yang masing-masing mendorong satu baling-baling. Dua mesin
bolak-balik memiliki kekuatan gabungan sebesar 30.000hp dan sisa 16.000hp
berasal dari turbin.[12] White Star
Line sebelumnya berhasil memakai kombinasi mesin yang sama pada kapal SS Laurentic.[22] Gabungan ini
memberikan kombinasi performa dan kecepatan yang bagus; mesin bolak-balik
sendiri tidak cukup kuat untuk mendorong sebuah kapal kelas Olympic pada
kecepatan yang diinginkan, sementara turbin lumayan kuat namun mengakibatkan
getaran yang tidak nyaman, sebuah masalah yang memengaruhi kapal-kapal serba
turbin milik Cunard, Lusitania dan Mauretania.[23] Dengan
menggabungkan mesin bolak-balik dengan sebuah turbin, pemakaian bahan bakar
dapat dikurangi dan tenaga motif meningkat dengan jumlah uap yang sama.[24]
Dua mesin bolak-balik berukuran raksasa, masing-masing
sepanjang 63 kaki (19 m) dan berbobot 720 ton. Pelat dasarnya sendiri berbobot
195 ton.[23] Kedua mesin
didorong tenaga uap yang dihasilkan 29 ketel, 24 di antaranya berujung ganda
dan 5 berujung tunggal, yang terdiri dari 159 tungku secara keseluruhan.[25] Ketel-ketel
tersebut berdiameter 15 kaki 9 inches
(4.8 m) dan sepanjang 20 kaki (6.1 m), masing-masing berbobot 91,5 ton dan mampu menampung
48,5 ton air.[26]
Ketel ini dipanaskan oleh pembakaran batu bara, 6.611 ton
di antaranya ditampung di bunker Titanic dan 1.092 ton sisanya disimpan
di Hold 3. Tungku-tungku tersebut membutuhkan lebih dari 600 ton batu bara
sehari yang disodok ke dalam menggunakan tangan, sehingga membutuhkan tenaga
176 juru api selama 24 jam.[27] 100 ton abu
per hari dibuang dengan melepaskannya ke laut.[28] Pekerjaan
seperti ini tampak keras, kotor, dan berbahaya, meski digaji relatif besar,[27] ada tingkat
bunuh diri yang tinggi di antara para juru api yang menjalaninya.[29]
Uap buangan yang meninggalkan mesin bolak-balik
dimasukkan ke turbin di buritan. Dari sana, uap diteruskan ke kondensator
sehingga bisa diembunkan menjadi air dan dipakai lagi.[30] Mesin-mesin
terpasang langsung dengan tangkai panjang yang mengendalikan baling-baling. Ada
tiga baling-baling, satu untuk setiap mesin; baling-baling terluar (atau
samping) adalah yang terbesar, masing-masing terdiri dari tiga bilah aloi
mangan-perunggu dengan diameter total 235 kaki (72 m).[26] Baling-baling
tengah berdiameter 17 kaki (5.2 m),[31] dapat
dihentikan, namun tidak dapat dimundurkan.
Pembangkit listrik Titanic mampu menghasilkan lebih
banyak listrik ketimbang satu pembangkit listrik kota pada masa itu.[32] Buritan mesin
turbin terisi oleh empat generator listrik tenaga uap 400kW yang digunakan
untuk menyediakan tenaga listrik kapal, plus dua generator pembantu 30 kW
untuk keperluan darurat.[33] Tempatnya ada
di belakang kapal, sehingga masih sempat beroperasi sampai menit-menit terakhir
sebelum kapal tenggelam.[34]
Fasilitas teknis
Kemudi Titanic lumayan besar – setinggi 78 kaki 8 inches
(24.0 m) dan sepanjang 15 kaki 3 inches
(4.6 m), berbobot lebih dari 100 ton –
sehingga dibutuhkan mesin
kemudi untuk
menggerakkannya. Dua mesin kemudi berkekuatan uap dipasang meski hanya satu
yang dipakai, sementara satu lagi sebagai cadangan. Keduanya terhubung dengan tangkai
kemudi pendek melalui
per keras untuk mengisolasi mesin kemudi dari kejutan apapun akibat laut keras
atau perubahan arah yang cepat.[35] Sebagai
pilihan terakhir, tangkai kemudi dapat dipindahkan dengan tali yang terhubung
dengan dua putaran jangkar uap.[36] Putaran
jangkar ini juga digunakan untuk menaikkan dan menurunkan lima jangkar kapal
(satu di kiri, satu kanan, satu tengah, dan dua jangkar lengkung).[36]
Kapal ini memiliki sistem pengaliran airnya sendiri, yang
mampu memanaskan dan memompa air ke seluruh kapal melalui jaringan pipa dan
katup yang rumit. Suplai air utama dibawa ke kapal ketika Titanic masih
di pelabuhan, tetapi dalam keadaan darurat pun kapal mampu menyuling air tawar
dari laut, meski ini bukan proses langsung karena saluran distilasi mudah
tersumbat endapan garam. Serangkaian saluran terisolasi mengangkut udara hangat
ke seluruh kapal yang berasal dari kipas listrik, dan kabin Kelas Satu
dilengkapi pemanas listriknya sendiri.[32]
Titanic dilengkapi dengan telegraf nirkabel jeda percik berkekuatan 1,5 kW yang dipasang di ruang radio
Geladak Anjungan. Satu set dipakai untuk mengirim pesan dan satu lagi, di bilik
kedap suara, untuk menerima pesan. Sinyal dipancarkan melalui dua kabel paralel
yang dibentangkan di antara menara-menara kapal, 50 kaki (15 m) di atas cerobong untuk menghindari asap korosifnya.[32] Sistem ini
adalah salah satu yang tercanggih di dunia dengan jangkauan sampai 1.000 mil.[37] Sistem ini
dimiliki dan dioperasikan oleh Marconi Company, bukan White Star Line, dan hanya diperuntukkan kepada
penumpang, bukan operasi kapal. Fungsi dua operator nirkabel – keduanya
karyawan Marconi – adalah mengoperasikan layanan pengiriman dan penerimaan
telegram nirkabel 24 jam untuk penumpang. Mereka juga meneruskan pesan
profesional kapal seperti laporan cuaca dan peringatan es.[38]
Fasilitas penumpang
Fasilitas penumpang di Titanic dibangun semewah
mungkin. Kapal ini dapat menampung 739 penumpang Kelas Satu, 674 Kelas Dua dan
1.026 Kelas Tiga. Para awaknya berjumlah sekitar 900 orang; secara
keseluruhan, kapal ini dapat menampung 3.339 orang. Desain interiornya
jauh berbeda dari kapal-kapal penumpang lainnya, yang umumnya didekorasi dengan
gaya rumah
puri atau rumah pedesaan Inggris. Titanic dirancang dengan gaya
yang lebih ringan seperti hotel-hotel kontemporer kelas atas – Ritz
Hotel menjadi
rujukannya – dengan kabin Kelas Satu dibangun dengan gaya Kekaisaran.[39] Berabgai gaya
dekoratif lain, mulai dari Renaisans sampai gaya Victoria, dipakai untuk mendekorasi kabin dan ruang umum di
kawasan Kelas Satu dan Dua. Tujuannya adalah memberi kesan bahwa penumpang
berada di hotel terapung alih-alih kapal penumpang; sebagaimana kesaksian
seorang penumpang, ketika memasuki interior kapal, seseorang akan merasa
"kehilangan perasaan bahwa kita berada di atas kapal, dan seolah-olah
memasuki aula rumah besar di pesisir pantai."[40]
Penumpang dapat memanfaatkan sistem telepon kapal,
perpustakaan pinjam buku, dan salon besar.[41] Kelas Satu
dilengkapi kolam renang, gimnasium, lapangan squash, pemandian Turki, pemandian listrik dan kafe teras.[40] Ruang umum
Kelas Satu dilengkapi panel kayu ukiran, furnitur mahal dan dekorasi lainnya,
sementara ruang umum Kelas Tiga dilengkapi panel kayu pinus dan furnitur jati.[42] Café Parisien terletak di teras terbuka yang dilengkapi dekorasi trellis dan
menawarkan haute cuisine Perancis terbaik untuk penumpang Kelas Satu.[43]
Penumpang Kelas Tiga tidak diperlakukan semewah Kelas
Satu, tetapi kondisi mereka masih lebih baik daripada penumpang Kelas Tiga di
kapal lain pada masa itu. Mereka ditempatkan di kabin tidur berkapasitas dua
dan sepuluh orang, dengan 164 kamar terbuka tambahan untuk para pemuda di G
Deck.[45] Dalam hal
fasilitas mandi dan cuci, mereka lebih terbatas ketimbang penumpang Kelas Satu
atau Dua. Mereka hanya diberi dua kamar mandi, satu untuk pria dan satu lagi
wanita, untuk keseluruhan Kelas Tiga. Mereka harus mencuci pakaian mereka
sendiri di ruang cuci yang dilengkapi bak besi, sementara penumpang Kelas Satu
dan Dua dapat memakai jasa binatu kapal.[46] Ada pula
batasan terhadap kawasan kapal yang boleh dimasuki; ketiga kelas penumpang terpisah
satu sama lain, dan meski teorinya penumpang kelas teratas dapat mengunjungi
kawasan kelas terendah, kenyataannya mereka tidak diperbolehkan melakukannya
demi menghormati kebiasaan sosial pada masa itu.[47] Pemisahan
kelas terlihat pada perlengkapan kapal, toilet Kelas Tiga terbuat dari besi,
sementara Kelas Dua porselen dan Kelas Satu marmer.[48]
Fasilitas kenyamanan disediakan untuk ketiga kelas untuk
menghabiskan waktu. Selain memanfaatkan fasilitas dalam ruangan seperti
perpustakaan, ruang cerutu dan gimnasium, penumpang juga perlu bersosialisasi
di dek terbuka, jalan-jalan atau menenangkan diri di kursi dek atau kursi kayu.
Sebuah daftar penumpang diterbitkan sebelum pelayaran untuk menginformasikan
kepada publik mana saja anggota keluarga berpengaruh yang naik kapal, dan sudah
umum bagi ibu-ibu yang ambisius untuk memanfaatkan daftar ini untuk mengenali
orang-orang kaya yang dapat diperkenalkan kepada anaknya sepanjang pelayaran.[47]
Salah satu fitur paling menarik di Titanic adalah
tangga Kelas Satunya, yang dikenal sebagai Grand Staircase atau Grand
Stairway. Tangga ini menuruni lima dek kapal, dari Boat Deck ke Reception Room
yang bergabung dengan First Class Dining Saloon di D Deck.[49] Ruangan ini
beratapkan kubah besi tempa dan kaca yang menyalurkan cahaya alami. Setiap
ujung bawah tangga mengarah ke aula pintu masuk yang diterangi lampu
berlapiskan emas.[50] Di ujung atas
tangga terdapat panel kayu ukiran besar berisikan jam ditambah kata-kata
"Honour and Glory Crowning Time" yang mengitari jam.[49] Grand
Staircase hancur dalam peristiwa tenggelamnya Titanic dan sekarang
menjadi lubang di kapal yang dipakai para penjelajah modern untuk mengakses dek
bawah.[51] Selama
perekaman Titanic karya James Cameron pada tahun 1997, replika Grand
Staircase-nya tercabut dari fondasinya akibat desakan air yang masuk dengan
deras di studio. Diasumsikan bahwa pada peristiwa aslinya, seluruh Grand
Staircase terangkat ke atas melalui kubah ruangan.[52]
Surat dan kargo
Meski Titanic adalah kapal penumpang, kapal ini
juga mengangkut sejumlah kargo. Gelar Royal Mail Ship-nya menandakan bahwa Titanic mengangkut surat di
bawah kontrak dengan Royal Mail (dan juga United States Post Office
Department).
26.800 kaki kubik (760 m3) ruang kargonya dikhususkan
untuk penyimpanan surat, parsel dan mata uang (emas lantak, koin, dan barang
berharga lain). Sea Post Office di G Deck dikelola oleh lima petugas pos, tiga
dari Amerika Serikat dan dua dari Britania Raya, yang bekerja tiga belas jam
sehari, tujuh hari seminggu, menyortir hingga 60.000 surat/barang setiap
harinya.[53]
Penumpang kapal turut membawa bagasi dalam jumlah besar;
19.455 kaki kubik (550.9 m3) ruang kargo dipenuhi bagasi
kelas satu dan dua. Selain itu, ada berbagai macam kargo reguler, mulai dari
furnitur hingga bahan pangan dan bahkan mobil motor.[53] Meski muncul
beberapa mitos bahwa kargo pada pelayaran perdana Titanic sangat
melimpah; tidak ditemukan emas, mineral eksotis atau intan, dan salah satu barang terkenal yang terjebak
di bangkai kapal, salinan Rubaiyat of Omar Khayyam, hanya bernilai £405 (£29.717 hari
ini) – cuma barang-barang legenda.[54] Titanic dilengkapi dengan delapan takal listrik, empat derek listrik dan tiga
derek uap untuk mengangkat kargo dan bagasi ke dalam dan luar ruang kargo.
Diperkirakan bahwa kapal ini memakai 415 ton batu bara di Southampton untuk
menghasilkan uap untuk mengoperasikan derek kargo, penghangat dan penerangan.[55]
Sekoci
Titanic mengangkut 20 sekoci secara keseluruhan: 14 sekoci kayu
standar Harland and Wolff dengan kapasitas masing-masing 65 orang dan
empat sekoci "lipat" Englehardt (diberi tanda A sampai D) dengan
kapasitas masing-masing 47 orang. Selain itu, kapal ini memiliki dua kapal dayung dengan
kapasitas masing-masing 40 orang.[56][b] Semua sekoci disimpan rapat di Boat
Deck dan, kecuali sekoci lipat A dan B, terhubung dengan derek
kapal melalui tali.
Sekoci di sisi kanan diberi nomor ganjil 1–15 dari haluan ke buritan, sementara
sekoci di sisi kiri diberi nomor genap 2–16 dari haluan ke buritan. Kedua kapal
dayung dibiarkan berayun dan tergantung di derek agar dapat segera dipakai,
sementara sekoci lipat C dan D disimpan di Boat Deck (terhubung dengan
derek) langsung di dalam sekoci 1 dan 2. A dan B disimpan di atap kantor
perwira, di masing-masing sisi cerobong nomor 1. Tidak ada derek untuk
menurunkannya dan bobotnya akan sangat menantang ketika diluncurkan.[57] Setiap sekoci
berisikan makanan, air, selimut, dan pelampung cadangan. Tali penyelamat di
sisi sekoci memungkinkan penumpang menyelamatkan korban lainnya dari air jika
perlu.
Titanic memiliki 16 set derek kapal, masing-masing mampu
menangani 4 sekoci. Ini memberikan Titanic kemampuan untuk mengangkut 64
sekoci kayu[58] yang muat
untuk 4.000 orang – melebihi kapasitas kapal aslinya. Sayangnya, White
Star Line memutuskan agar 16 sekoci kayu dan empat sekoci lipat yang diangkut,
yang mampu menampung 1.178 orang, sepertiga kapasitas total Titanic.
Pada waktu itu, regulasi Board of Trade mensyaratkan kapal-kapal Britania
berbobot lebih dari 10.000 ton membawa 16 sekoci dengan kapasitas 990
penumpang.[56] Meski begitu,
White Star Line menyediakan akomodasi sekoci lebih banyak daripada yang
disyaratkan secara hukum.[59][c]
Pembangunan dan persiapan
Konstruksi, peluncuran dan pemasangan
Ukuran Titanic dan kapal-kapal saudaranya yang
raksasa memberikan tantangan teknik tersendiri bagi Harland and Wolff; belum
pernah ada pembangun kapal yang berhasil membangun kapal sebesar ini.
Kapal-kapal ini dibangun di Queen's Island, sekarang bernama Titanic Quarter, di Belfast Harbour. Harland and Wolff harus menghancurkan tiga seluncur
kapal dan membangun dua seluncur baru, yang
merupakan seluncur terbesar yang pernah dibangun pada masa itu, untuk
mengakomodasi kapal-kapal raksasa.[6]
Pembangunannya difasilitasi oleh alat peluncur raksasa
yang dibangun oleh Sir William Arrol & Co., sebuah firma asal Skotlandia yang
pernah membangun Forth
Bridge dan Tower Bridge London. Arrol
Gantry berdiri setinggi 228 kaki (69 m), dengan lebar 270 kaki (82 m) dan panjang 840 kaki (260 m), serta berbobot lebih dari 6.000 ton. Alat peluncur ini
terdiri dari beberapa takal bergerak. Sebuah takal apung yang mampu mengangkut
bobot 200 ton didatangkan langsung dari Jerman.[61]
Pembangunan Titanic dan Olympic dilakukan
secara bersamaan dan terpisah, dengan lambung Olympic pertama diletakkan
pada 16 Desember 1908 dan lambung Titanic pada tanggal
31 Maret 1909.[11] Kedua kapal
dibangun selama 26 bulan dan melalui proses konstruksi yang sama. Kapal-kapal
tersebut dirancang sebagai sebuah box
girder apung raksasa,
dengan lunasnya yang berperan sebagai tulang punggung
dan kerangka lambungnya sebagai tulang dada. Di dasar kapal, sebuah penopang
ganda sedalam 5 kaki 3 inches
(1.6 m) menopang 300 kerangka, masing-masing
terpisah sejauh 24 inci (61 cm) dan 36 inci (91 cm) dan
sepanjang 66 kaki (20 m). Penopang ini berakhir di dek anjungan (B Deck) dan
dilapisi pelat baja yang membentuk kulit terluar kapal.[62]
2.000 pelat lambungnya terdiri dari bagian-bagian baja
gulung, kebanyakan selebar 6 kaki (1.8 m) dan sepanjang 30 kaki (9.1 m) dan berbobot antara 2,5 dan 3 ton.[63] Ketebalannya
bervariasi mulai 15 inci (38 cm) hingga 1 inci (2.5 cm).[64] Pelat-pelat
tersebut dipasang dengan gaya klinker (tumpang tindih) dari lunas sampai lambungnya. Di atas
bagian itu, pelat dipasang dengan gaya "luar dalam", yang berarti pemasangan
pelat pelatnya dipasang
berbentuk pita (disebut "pelat lurus dalam") dengan celah yang
ditutup oleh "pelat lurus luar", sehingga tumpang tindih di
pinggirannya. Pengelasan
baja masih
terdengar baru sehingga struktur ini perlu digabung dengan lebih dari tiga juta
paku
sumbat besi dan baja
yang keseluruhannya berbobot lebih dari 1.200 ton. Paku sumbat ini dipasang menggunakan
mesin hidrolik atau dipaku dengan tangan.[65]
Pemandangan Titanic di dermaga pemasangan setelah peluncurannya;
tahap akhir konstruksi dan pemasangannya dilakukan di sini.
Interior kapal kelas Olympic dibagi menjadi enam
belas kompartemen utama yang dibagi menjadi lima belas sekat yang membentang di
atas garis air. Sebelas pintu kedap air yang menutup secara vertikal dapat
mengunci kompartemen jika terjadi keadaan darurat".[64] Geladak
terbuka kapal terbuat dari kayu pinus dan jati, sementara langit-langit kapal
dilapisi butiran gabus bercat untuk mencegah kondensasi.[66] Superstruktur
ini terdiri dari dua geladak, Promenade Deck dan Boat Deck, yang memiliki
panjang 500 kaki (150 m). Kedua geladak berisikan kantor perwira, gimnasium,
ruang umum dan kabin kelas satu, ditambah anjungan dan ruang kemudi. Sekoci
kapal ditempatkan di Boat Deck, dek paling atas.[13] Di atas geladak
terdapat empat cerobong, meski hanya tiga yang berfungsi - cerobong terakhir
cuma hiasan untuk estetika saja – dan dua menara, masing-masing setinggi
155 kaki (47 m), yang menopang derek untuk pemuatan kargo. Sebuah kabel
komunikasi nirkabel dibentangkan di antara kedua menara.[67]
Pembangunan kapal ini begitu sulit dan berbahaya. Untuk
15.000 orang yang bekerja di Harland and Wolff pada saat itu,[68] pencegahan keselamatan
dirancang sebagus mungkin; banyak pekerjaan berbahaya yang dilakukan tanpa
peralatan keselamatan seperti topi atau pelindung tangan pada mesin. Akibatnya,
timbul korban tewas dan luka-luka. Selama pembangunan Titanic, tercatat
246 kasus luka-luka, 28 di antaranya "parah", seperti lengan terluka
karena mesin atau kaki yang tertimpa bagian-bagian baja yang jatuh. Enam orang
meninggal di dalam kapal ketika sedang dibangun dan dipasang dan dua lainnya
meninggal di bengkel dan gudang galangan kapal.[69] Tepat sebelum
peluncuran, seorang pekerja tewas ketika sebilah kayu menimpanya.[70]
Titanic diluncurkan pada pukul 12:15 tanggal 31 Mei 1911 di
hadapan Lord Pirrie, J. Pierpoint Morgan dan J. Bruce Ismay dan 100.000
penonton.[71] 22 ton sabun
dan lemak disebarkan di seluncuran untuk memudahkan peluncuran kapal ke Sungai
Lagan.[70] Sesuai
kebijakan lama White Star Line, kapal ini tidak diberi nama secara resmi maupun
dibaptis dengan sampanye.[71] Kapal ini
ditarik ke dermaga pemasangan, tempat mesin, cerobong dan superstrukturnya
dipasang dan interiornya dilengkapi selama satu tahun selanjutnya.[72]
Meski Titanic tampak identik dengan kapal saudara
sebelumnya, Olympic, sejumlah
perubahan dilakukan untuk membedakan kedua kapal. Perubahan yang paling mudah
dikenali adalah bahwa Titanic (dan kapal saudara selanjutnya, Britannic) memilikii
bingkai baja dengan jendela geser di sepanjang setengah depan teras A Deck.
Jendela ini dipasang pada menit-menit terakhir atas permintaan pribadi Bruce
Ismay, dan bertujuan untuk memberi perlindungan tambahan bagi penumpang kelas
satu.[73]
Perubahan-perubahan ini menjadikan Titanic secara marjinal lebih berat
ketimbang kapal saudaranya, dan dapat mengklaim diri sebagai kapal terbesar
yang berlayar pada masa itu. Pekerjaan ini lebih lama daripada yang diharapkan
akibat perubahan rancangan yang diperintahkan Ismay dan penundaan sementara
karena perbaikan Olympic, yang mengalami tabrakan pada September 1911.
Jika Titanic sudah rampung dari dulu, kapal ini nantinya mungkin tidak
menabrak gunung es.[70]
Pelayaran uji coba
Pelayaran uji coba Titanic dimulai pukul 06.00
pada hari Senin, 2 April 1912, dua hari setelah pemasangannya selesai dan
delapan hari sebelum meninggalkan Southampton untuk pelayaran perdananya.[74] Ujicoba ini
ditunda selama satu hari karena cuaca buruk, namun pada Senin pagi cuaca cerah
dan sejuk.[75] Kapal ini
mengangkut 78 juru api, tukang minyak, dan 41 awak kapal. Tidak ada staf
domestik di kapal tersebut. Perwakilan dari berbagai perusahaan ikut dalam uji
coba Titanic, Thomas Andrews dan Edward Wilding dari Harland and Wolff
dan Harold A. Sanderson dari IMM. Bruce Ismay dan Lord Pirrie terlalu sakit
untuk hadir. Jack Phillips dan Harold Bride bertugas sebagai operator radio, dan melaukan
penyesuaian terhadap alat-alat Marconi. Francis Carruthers, seorang pengawas
dari Board of Trade, juga hadir untuk melihat apakah semuanya berjalan dengan
baik dan apakah kapal ini layak mengangkut penumpang.[76]
Pelayaran uji cobanya terdiri dari serangkaian tes
terhadap karakteristik kendalinya yang pertama dilaksanakan di Belfast
Lough dan perairan
terbuka Laut Irlandia. Selama dua
belas jam, Titanic dioperasikan dengan beragam kecepatan, kemampuan
beloknya diuji dan "berhenti mendadak" dilakukan dengan pemunduran
mesin dari mode maju penuh hingga mundur penuh, sehingga kapal ini berhenti
pada jarak 850 yd (777 m) atau 3 menit 15 detik.[77] Kapal ini
menempuh jarak sekitar 80 mil laut (92 mi; 150 km), dengan
rata-rata 18 knot (21 mph; 33 km/jam) dan mencapai kecepatan
maksimum di bawah 21 knot (24 mph; 39 km/jam).[78] Ketika pulang
ke Belfast pada sekitar pukul 19.00, pengawas Board of Trade menandatangani
"Agreement and Account of Voyages and Crew" yang sah selama dua belas
bulan dan menetapkan kapal ini layak berlayar di laut. Satu jam kemudian, Titanic
kembali meninggalkan Belfast – untuk terakhir kalinya – untuk
berlayar ke Southampton sejauh 570 mil laut (660 mi; 1,060 km).
Setelah berlayar selama 28 jam, kapal tiba sekitar tengah malam 4 April dan
ditarik ke Berth 44 di pelabuhan Southampton, bersiap untuk kedatangan
penumpangnya dan seluruh awaknya.[79]
Pelayaran perdana
Titanic akan berlayar dalam bentuk kapal utuh selama dua minggu
sebelum tenggelam; kendati didaftarkan di Liverpool, kapal ini tidak pernah tiba di sana.[80] Kisah
peristiwa tenggelamnya begitu terkenal, tetapi akan dijabarkan secara singkat
di sini.
Pelayaran perdana Titanic ditujukan menjadi
pelayaran lintas Atlantik pertama antara Southampton di Inggris, Cherbourg di
Perancis, Queenstown di Irlandia, dan New York di Amerika Serikat, pulang
melalui Plymouth di Inggris pada rute ke timur. White
Star Line akan mengoperasikan tiga kapal pada rute ini: Titanic, Olympic,
dan RMS Oceanic yang lebih kecil ukurannya.
Masing-masing kapal akan berlayar tiga minggu sekali dari Southampton dan New
York, biasanya berangkat pada siang hari setiap Rabu dari Southampton dan
setiap Sabtu dari New York, sehingga memungkinkan White Star Line
mengoperasikan pelayaran mingguan dari masing-masing kota. Kereta khusus
dijadwalkan dari London dan Paris untuk mengangkut penumpang ke Southampton dan
Cherbourg.[81] Dermaga dalam
di Southampton, yang saat itu bernama "White Star Dock", telah
dibangun sedemikian rupa untuk mengakomodasi kapal-kapal kelas Olympic yang
baru dan dibuka tahun 1911.[82]
Awak
Titanic memiliki sekitar 885 awak kapal untuk pelayaran
perdananya.[83] Sebagaimana
kapal-kapal lain pada masa itu, Titanic tidak mempunyai awak permanen,
dan sebagian besar awaknya adalah pekerja biasa yang naik kapal beberapa jam
sebelum berlayar dari Southampton.[84] Proses
perekrutan sudah dimulai pada 23 Maret dan beberapa di antara mereka telah
dikirim ke Belfast, tempat mereka bekerja sebagai awak utama selama uji coba
pelayaran laut Titanic dan perjalanan ke Inggris pada awal April.[85]
Kapten Edward
John Smith, kapten paling
senior di White Star Line, ditransfer dari Olympic untuk mengambil alih
kendali Titanic.[86] Henry Tingle Wilde juga ditarik dari Olympic untuk
bertugas sebagai Chief
Mate. Chief Mate
dan First Officer Titanic sebelumnya, William
McMaster Murdoch dan Charles
Lightoller, diturunkan
pangkatnya masing-masing ke First dan Second Officer. Second Officer yang asli,
David Blair, tidak jadi dipekerjakan.[87][d]
Awak Titanic dibagi menjadi tiga departemen utama;
Dek, dengan 66 awak; Mesin, 325 orang; dan Makanan, 494 orang.[88] Mayoritas awak
kapal bukan pelaut, tetapi teknisi, pemadam kebakaran atau tukang api yang
bertugas mengawasi mesin, atau pelayan dan staf dapur yang bertugas melayani
penumpang.[89] Dari jumlah
tersebut, lebih dari 97% di antaranya adalah pria; hanya 23 awak yang wanita,
biasanya bertugas sebagai pelayan.[90] Sisanya
mewakili beragam profesi – tukang roti, koki, tukang daging, tukang ikan,
pencuci piring, pengurus, instruktur gimnasium, petugas binatu, pelayan,
pengatur tempat tidur, tukang bersih-bersih dan bahkan pencetak,[90] yang mencetak
harian Atlantic Daily Bulletin untuk penumpang dengan berita-berita
terkini yang disampaikan melalui operator nirkabel kapal.[38][e]
Sebagian besar awak kapal mendaftar di Southampton pada
tanggal 6 April;[11] secara
keseluruhan, 699 awak berasal dari sana, dan 40 persen di antaranya adalah
warga asli kota tersebut.[90] Sejumlah staf
khusus ada yang mempekerjakan diri dan ada pula yang merupakan subkontraktor.
Mereka meliputi lima petugas pos, yang bekerja untuk Royal Mail dan US Postal
Service, staf Restoran A La Carte Kelas Satu dan Café Parisien, operator
radio (dipekerjakan Marconi) dan delapan musisi, yang dipekerjakan oleh sebuah
lembaga dan berangkat dengan status penumpang kelas dua.[92] Gaji awak
kapal sangat beragam, mulai dari Kapten Smith sebesar £105 per bulan (sama
dengan £7.704 hari ini) hingga £3 10s (£257 hari ini) yang diterima pelayan. Staf makanan yang
dibayar rendah bisa menambah gaji mereka melalui tip dari penumpang.[91]
Penumpang
John Jacob Astor
IV pada tahun
1909. Ia dan istrinya adalah orang terkaya di Titanic.
Penumpang Titanic mencapai 1.317 orang: 324
di Kelas Satu, 284 di Kelas Dua, dan 709 di Kelas Tiga. 869 (66%) di antaranya
adalah pria dan 447 (34%) wanita. Ada 107 anak-anak yang menumpang, kebanyakan
adalah penumpang Kelas Tiga.[93] Titanic dianggap belum mencukupi kapasitas pada saat pelayaran perdananya,
karena kapal ini mampu menampung 2.566 penumpang – 1.034 di Kelas Satu, 510 di
Kelas Dua dan 1.022 di Kelas Tiga.[94]
Biasanya, kapal mewah seperti Titanic sudah
dipesan penuh saat pelayaran perdananya. Sayangnya, mogok batu bara nasional di Britania Raya mengakibatkan
gangguan pada jadwal perkapalan musim semi 1912, sehingga banyak pelayaran
lintas samudra dibatalkan. Banyak calon penumpang memilih untuk menunda rencana
perjalanan mereka hingga mogok usai. Mogok tersebut selesai beberapa hari
sebelum Titanic berlayar, tetapi sudah terlambat karena besarnya dampak
yang dirasakan. Titanic hanya mampu berlayar pada tanggal yang
dijadwalkan, karena batu baranya dipindahkan dari kapal lain yang berlabuh di
Southampton, seperti City of New York dan Oceanic.[73]
Sejumlah orang berpengaruh saat itu memesan tiket Kelas
Satu Titanic. Termasuk di antaranya adalah miliuner Amerika Serikat John Jacob Astor
IV bersama
istrinya Madeleine Force Astor, industrialis Benjamin Guggenheim, pemilik Macy's Isidor Straus bersama
istrinya Ida, miliuner asal Denver Margaret
"Molly" Brown,[f] Sir Cosmo Duff Gordon bersama
istrinya, couturière Lucy (Lady Duff-Gordon), pemain kriket dan pebisnis John Borland Thayer bersama istrinya Marian dan anaknya Jack, Countess of Rothes, penulis dan sosialita Helen Churchill Candee, jurnalis dan aktivis reformasi sosial
William Thomas Stead, penulis Jacques Futrelle bersama istrinya May, dan aktris film bisu Dorothy
Gibson.[95] Pemilik Titanic,
J. P. Morgan dijadwalkan ikut dalam pelayaran perdananya, tetapi menyatakan
batal pada menit terakhir.[96] Selain itu,
ada juga direktur pelaksana White Star Line J. Bruce Ismay dan desainer Titanic
Thomas Andrews, yang ikut untuk mengamati masalah kapal dan menilai kinerja
kapal baru tersebut secara umum.[97]
Jumlah pasti penumpang kapal tidak diketahui karena tidak
semua pemesan tiket benar-benar naik ke kapal; sekitar lima puluh orang
membatalkan perjalanannya dengan berbagai alasan,[98] dan tidak
semua penumpang tetap berada di kapal sepanjang perjalanannya.[99]
Tarif penumpang Titanic sangat bervariasi. Tarif
Kelas Tiga dari London, Southampton, atau Queenstown adalah £7 5s (sama
dengan £532 hari ini), sementara tarif Kelas Satu termurah adalah £23 (£1.688
hari ini).[81] Kamar Kelas
Satu paling mahal memakan biaya £870 pada musim liburan (£63.837 hari ini).[94]
Keberangkatan dan pelayaran ke barat
Pada hari Rabu 10 April 1912, pelayaran perdana Titanic
dimulai. Setelah embarkasi awak kapal, penumpang mulai tiba pukul 09.30 ketika
kereta kapal London and South Western Railway dari stasiun Waterloo London tiba di stasiun kereta api Southampton Terminus di sisi
dermaga, tepat di samping tempat berlabuhnya Titanic.[100] Jumlah
penumpang Kelas Tiga yang besar menandakan mereka yang berhak naik pertama, diikuti
penumpang Kelas Satu dan Dua selama satu jam sebelum keberangkatan. Para
petugas menunjukkan kabin-kabin mereka dan penumpang Kelas Satu secara pribadi
disambut oleh Kapten Smith.[101] Penumpang
Kelas Tiga diperiksa kesehatan dan cacat fisiknya yang mungkin mengakibatkan
mereka ditolak masuk Amerika Serikat – bukan sesuatu yang ingin dilihat White
Star Line, karena penumpang-penumpang tersebut harus diangkut kembali melintasi
Atlantik.[98] 922 penumpang
tercacat menaiki Titanic di Southampton. Penumpang lainnya dijemput di
Cherbourg dan Queenstown.[73]
Pelayaran perdananya dimulai tepat waktu pada siang hari.
Sebuah kecelakaan nyaris dihindari beberapa menit kemudian ketika Titanic
berlayar di samping kapal SS City of New York dan Oceanic yang sedang
berlabuh. Bobot raksasanya mengakibatkan kapal-kapal kecil tersebut terangkat
oleh gelombang air yang besar dan jatuh ke lembah gelombang. Kabel labuh New
York tidak sanggup menghadapi tegangan mendadak dan putus, sehingga kapal
tersebut berayun buritan dulu ke arah Titanic. Kapal tunda di dekatnya, Vulcan,
berusaha mengendalikan New York dan Kapten Smith memerintahkan agar
mesin-mesin Titanic "dimundurkan penuh".[102] Kedua kapal
menghindari tabrakan dengan beda jarak sekitar 4 kaki (1.2 m). Insiden ini menunda keberangkatan Titanic
selama satu jam, sementara New York yang hanyut berhasil dikendalikan.[103]
Titanic setelah hampir bertabrakan dengan SS City of New York. Di sebelah kiri adalah Oceanic dan New York.
Setelah berlayar dengan selamat melintasi serangkaian
gelombang pasang dan selat di Southampton Water dan Solent, Titanic
berlayar ke Selat Inggris. Kapal ini
berlayar menuju pelabuhan Cherbourg di Perancis sejauh 77 mil laut
(89 mi; 143 km).[104] Cuaca saat ini
berawan, agak baik namun dingin dan mendung.[105] Karena
Cherbourg tidak memiliki fasilitas dermaga untuk kapal seukuran Titanic,
kapal
tender dipakai untuk
mentransfer penumpang dari daratan ke kapal. White Star Line mengoperasikan dua
kapal di Cherbourg, SS Traffic dan SS Nomadic. Keduanya dirancang sedimikian rupa
sebagai kapal tender untuk kapal kelas Olympic dan diluncurkan tidak lama
setelah Titanic[106] (Nomadic
saat ini adalah satu-satunya kapal White Star Line yang masih beroperasi).
Empat jam setelah Titanic meninggalkan Southampton, kapal tiba di
Cherbourg dan disambut oleh kapal-kapal tender. 274 penumpang naik kapal dan 24
lainnya tinggal di kapal tender untuk diangkut kembali ke daratan. Proses ini
berjalan selama 90 menit dan pada pukul 20.00 Titanic bongkar
sauh dan berangkat
ke Queenstown[107] dengan cuaca
dingin dan berangin.[105]
Pada pukul 11.30 hari Kamis 11 April, Titanic
tiba di Cork Harbour di Irlandia selatan. Cuaca agak berawan namun relatif
hangat dengan angin dingin.[105] Lagi-lagi
fasilitas dermaga yang ada tidak muat dengan ukuran kapal, dan kapal tender
dipakai untuk membawa penumpang ke Titanic. 113 penumpang Kelas Tiga dan
tujuh penumpang Kelas Dua naik kapal, sementara tujuh lainnya tinggal. Di
antara penumpang yang naik adalah Bapa Francis
Browne, seorang
pengikut Jesuit, yang juga seorang fotografer dan
mengambil banyak foto di dalam Titanic, termasuk foto terakhir kapal
yang pernah diketahui. Keberangkatan tidak resmi juga ada ketika seorang awak
kapal, tukang api John Coffey, warga asli Queenstown, menyelinap masuk kapal
dengan bersembunyi di bawah kantung surat yang akan diangkut ke daratan.[108] Titanic bongkar sauh untuk terakhir kalinya pada pukul 13.30 dan berlayar ke
barat melintasi Atlantik.[108]
Rute pelayaran perdana Titanic, disertai koordinat tenggelamnya
kapal.
Setelah meninggalkan Queenstown, Titanic menyusuri
pesisir Irlandia hingga Fastnet
Rock,[109] kira-kira
sejauh 55 mil laut (63 mi; 102 km). Dari sana, kapal ini
berlayar sejauh 1.620 mil laut (1,860 mi; 3,000 km) mengikuti
rute Lingkaran Besar melintasi Atlantik Utara untuk mencapai titik di samudra
yang dikenal sebagai "sudut" di tenggara Newfoundland, tempat
kapal-kapal uap yang berlayar ke barat melakukan perubahan arah pelayaran.
Posisi Titanic hanya beda beberapa jam dari sudut tersebut, yang berada di
jalur loksodrom sejauh
1.023 mil laut (1,177 mi; 1,895 km) menuju Nantucket Shoals
Light, ketika kapal mengalami tabrakan fatal dengan gunung es.[110] Jalur terakhir
pelayaran adalah sejauh 193 mil laut (222 mi; 357 km) menuju Ambrose
Light dan
akhirnya tiba di New York Harbor.[111]
Tiga hari pertama pelayarannya dari Queenstown berlalu
tanpa kecelakaan. Mulai 11 April hingga siang tampak setempat keesokan harinya, Titanic telah
berlayar sejauh 484 mil laut (557 mi; 896 km); hari selanjutnya,
519 mil laut (597 mi; 961 km); dan pada siang hari terakhir
pelayarannya, 546 mil laut (628 mi; 1,011 km). Sejak itu sampai
waktu tenggelamnya, kapal ini telah berlayar sejauh 258 mil laut
(297 mi; 478 km) dengan kecepatan rata-rata 21 knot
(24 mph; 39 km/jam).[112] Cuaca saat
kapal meninggalkan Irlandia cerah dengan langit berawan dan angin haluan. Suhu
sejuk sepanjang Sabtu 13 April, tetapi keesokan harinya Titanic
melewati front
cuaca dingin dengan
angin kencang dan gelombang setinggi 8 kaki (2.4 m). Cuaca buruk tersebut mereda seiring waktu sampai
Minggu sore 14 April, cuaca cerah, tenang, dan sangat dingin.[113]
Titanic menerima serangkaian peringatan dari kapal-kapal lain
akan keberadaan es hanyut di wilayah Grand Banks of Newfoundland.[114] Meski begitu,
kapal ini terus berlayar dengan kecepatan penuh, yang merupakan praktik standar
pada masa itu.[115] Saat itu
diyakini secara luas bahwa es adalah ancaman kecil bagi kapal besar dan Kapten
Smith sendiri mengatakan bahwa ia tidak bisa "membayangkan kondisi apapun
yang akan mengakibatkan kapal tenggelam. Pembangunan kapal modern sudah
mengatasi semuanya."[116]
Tenggelam
Pada pukul 23.40 (waktu kapal), pengawas Frederick Fleet melihat gunung es tepat di depan Titanic dan
memberitahu anjungan.[117] First
Officer William
Murdoch memerintahkan
kapal dibelokkan mengitari es dan mesin dimundurkan,[118] tetapi sudah
terlambat; sisi kanan Titanic menabrak gunung es, sehingga menciptakan
serangkaian lubang di bawah garis air. Lima kompartemen kedap air kapal bocor.
Semakin jelas bahwa kapal ini terancam, karena kapal ini tidak bisa selamat
jika lebih dari empat kompartemen bocor. Titanic mulai tenggelam haluan
dulu, dengan air masuk dari satu kompartemen ke kompartemen lain ketika sudut
kapal di air semakin curam.[119]
Para penumpang Titanic belum siap menghadapi
situasi darurat semacam itu. Sekoci kapal hanya cukup mengangkut setengah dari
total penumpang yang ada; jika kapal penuh penumpang, hanya sekitar
sepertiganya yang bisa diangkut sekoci.[120] Awak kapal pun
belum dilatih dengan baik dalam melakukan evakuasi. Para petugas tidak tahu
berapa banyak orang yang bisa mereka angkut ke sekoci dan meluncurkan sebagian
besar sekoci dalam keadaan setengah penuh.[121] Penumpang
kelas tiga kebanyakan ditinggalkan berjuang sendiri, sehingga banyak yang
terperangkap di bawah dek ketika kapal terisi air.[122] Protokol
"wanita dan anak-anak dahulu" dipatuhi secara umum dalam pemuatan
sekoci[122] dan sebagian
besar penumpang dan awak pria ditinggalkan di kapal.
Dua jam empat puluh menit setelah Titanic menabrak
gunnug es, tingkat tenggelamnya tiba-tiba meningkat sementara dek depannya
sudah berada di bawah air dan air laut mengalir masuk palka-palka yang terbuka.[123] Ketika
buritannya yang tidak tertopang naik dari air sampai menampakkan
baling-balngnya, kapal ini terbelah antara cerobong ketiga dan keempat akibat
tekanan yang luar biasa pada lunasnya.[124] Bagian buritan
tetap terapung selama beberapa menit dengan sudut hampir vertikal dan ratusan
orang yang bertahan di sana.[125] Pada pukul
14.20, kapal tenggelam dan terpisah dari haluannya. Penumpang dan awak yang
selamat tercebur ke air dingin yang mematikan dengan suhu 28 °F
(−2 °C). Hampir semua orang di air tewas akibat hipotermia atau serangan
jantung dalam hitungan menit atau tenggelam.[126] Hanya 13 orang
yang berhasil diselamatkan ke sekoci, padahal sekoci tersebut sanggup menampung
hampir 500 orang lagi.[127]
Sinyal darurat dikirim melalui peralatan nirkabel, roket
dan lampu, tetapi tidak satupun kapal yang merespon berada dalam jarak dekat
untuk mencapai Titanic sebelum tenggelam.[128] Sebuah kapal
yang kebetulan dekat, Californian, yang merupakan kapal terakhir yang
berkomunikasi dengan Titanic sebelum tabrakan, melihat sinyalnya namun
terlambat memberi bantuan.[129] Sekitar pukul
04.00, RMS Carpathia tiba di tempat
kejadian sebagai respon terhadap panggilan darurat Titanic sebelumnya.[130] 710 orang
selamat dari bencana ini dan mereka diangkut oleh Carpathia ke New York,
kota tujuan Titanic, sementara 1.517 orang lainnya tidak selamat.[83]
Dampak peristiwa
Kedatangan Carpathia di New York
Menurut laporan saksi mata, ada "banyak adegan menyedihkan"
ketika korban selamat Titanic tiba di New York
Carpathia memakan tiga
hari untuk mencapai New York setelah meninggalkan tempat kejadian. Pelayarannya
terhambat oleh es hanyut, kabut, badai petir dan laut yang tidak bersahabat.[131] Kapal ini
berhasil menyebarkan berita tentang bencana ini ke seluruh dunia menggunakan
peralatan nirkabel. Laporan awalnya kurang jelas, sehingga pers Amerika Serikat
salah melaporkan pada tanggal 15 April bahwa Titanic sedang ditarik ke
pelabuhan oleh SS Virginian.[132]
Pada hari itu juga, muncul konfirmasi bahwa Titanic
tenggelam dan sebagian besar penumpang serta awaknya tewas.[133] Berita ini
menarik kerumunan orang ke kantor-kantor White Star Line di London, New York,
Southampton,[134] Liverpool dan
Belfast.[butuh
rujukan] Dampak terbesar terjadi di Southampton, tempat
penduduknya mengalami kehilangan terbesar akibat tenggelamnya kapal.[135] 4 dari 5 awak Titanic
berasal dari kota ini.[136]
Surat kabar milik Salvation Army, The War Cry,
melaporkan bahwa "tak ada seorang pun selain hati yang membatu yang tidak
tergetar melihat penderitaan seperti ini. Siang dan malam kerumunan wajah yang
pucat dan gelisah menunggu dengan sabar berita yang tak kunjung datang. Hampir
setiap orang yang ada dalam kerumunan itu kehilangan seorang kerabatnya."[137] Baru pada
tanggal 17 April daftar korban selamat pertama yang tidak lengkap
diumumkan, karena tertunda akibat komunikasi buruk.[138]
Carpathia merapat pada pukul 21:30 tanggal 18 April di Pier
54 New York dan
disambut oleh sekitar 40.000 orang yang menunggu di sisi dermaga dalam
kondisi hujan deras.[139] Bantuan
langsung berbentuk pakaian dan transportasi ke tempat perlindungan diberikan
oleh Women's Relief Committee, Travelers Aid Society of New York, Council of Jewish Women, dan
lain-lain.[140][141] Banyak di
antara penumpang Titanic yang selamat tidak menetap di New York, namun
langsung berangkat ke rumah kerabatnya. Sejumlah korban selamat yang kaya
menyewa kereta pribadi untuk membawa mereka pulang, dan Pennsylvania Railroad menyediakan layanan kereta khusus
secara gratis untuk mengangkut korban selamat ke Philadelphia. 214 awak Titanic
yang selamat dibawa ke kapal uap SS
Lapland milik Red
Star Line, tempat mereka
menetap sementara di kabin penumpang.[142] Carpathia dengan cepat diisi kembali persediaan makanan dan perlengkapannya
sebelum melanjutkan pelayarannya ke Fiume, Austria-Hongaria. Para awak
kapalnya diberikan bonus sebesar gaji bulanannya oleh Cunard sebagai hadiah
atas tindakan mereka, dan sejumlah penumpang Titanic bersama-sama
memberikan mereka bonus tambahan sebesar £900 (£66.038 hari ini) yang
dibagi-bagi kepada sesama awak kapal.[143]
Kedatangan kapal di New York menarik perhatian pers,
dengan berbagai surat kabar berlomba-lomba menjadi yang pertama melaporkan
kesaksian korban selamat. Sejumlah wartawan menyuap untuk naik kapal
pilot New York, yang memandu Carpathia ke
pelabuhan, dan seorang wartawan bahkan berusaha masuk Carpathia sebelum
merapat ke dermaga.[144] Kerumunan
berkumpul di luar kantor-kantor surat kabar untuk melihat laporan terkini
ditempelkan di jendela atau papan berita.[145] Butuh empat
hari lagi untuk mengumpulkan dan merilis daftar lengkap korban bencana,
sehingga menambah kesedihan para kerabat yang menunggu berita tentang para
penumpang Titanic. Pada tanggal 23 April, Daily Mail
melaporkan:
"Pada
akhir sore itu harapan hilang sudah. Orang-orang yang menunggu semakin
berkurang jumlahnya, dan pria maupun wanita pulang dalam keadaan diam. Di
Southampton yang rendah hati nyaris tidak ada keluarga yang tidak kehilangan
seorang kerabat atau temannya. Anak-anak yang pulang dari sekolah mengetahui
tragedi tersebut, dan wajah-wajah kecil yang sedih berpaling ke rumah gelap
tanpa ayah."[146]
Banyak badan amal didirikan untuk membantu korban dan
keluarga mereka, banyak di antaranya kehilangan satu-satunya sumber nafkah
mereka, atau semua harta benda yang dimiliki sebagian besar korban selamat dari
Kelas Tiga. Pada tanggal 29 April, bintang opera Enrico Caruso dan Mary
Garden serta anggota Metropolitan
Opera mengumpulkan
$12.000 untuk membantu korban bencana dengan mengadakan konser khusus yang
memperdengarkan berbagai versi "Autumn" dan "Nearer My God To
Thee".[147] Di Britania,
dana bantuan dikumpulkan untuk keluarga awak kapal Titanic yang tewas,
dengan total hampir £450.000 (£33.018.954 hari ini). Pengumpulan dana tersebut
masih dilakukan sampai akhir 1960-an.[148]
Penyelidikan bencana
"The Margin of Safety Is Too Narrow!", sebuah kartun tahun 1912
karya Kyle Fergus memperlihatkan publik meminta jawaban dari perusahaan kapal
Bahkan sebelum korban selamat tiba di New York,
penyelidikan sudah direncanakan untuk mencari tahu apa yang terjadi, dan apa
yang bisa dilakukan untuk mencegah terulangnya kembali bencana seperti ini. Senat Amerika
Serikat memulai
penyelidikan bencana pada tanggal 19 April, sehari setelah Carpathia
tiba New York.[149]
Ketua penyelidikan, Senator William Alden Smith, ingin mengumpulkan kesaksian para
penumpang dan awak selagi kejadian tersebut masih segar dalam ingatan mereka.
Smith juga perlu mengirim surat pangillan kepada seluruh penumpang dan awak
Britania yang selamat selagi mereka masih ada di Amerika Serikat, sehingga
mencegah mereka pulang ke Britania Raya sebelum penyelidikan Amerika Serikat
selesai tanggal 25 Mei.[150] Pers Britania
mencela Smith sebagai seorang oportunis yang secara tidak sensitif memaksakan
sebuah penyelidikan untuk mendapatkan prestise politik dan merebut
"momennya untuk berdiri di panggung dunia". Kendati begitu, Smith
sudah mempunyai reputasi sebagai seorang aktivis keselamatan kereta api di
Amerika Serikat, dan ingin menginvestigasi setiap malapraktik yang mungkin
dilakukan oleh pebisnis kereta api J. P. Morgan, pemilik
sejati Titanic.[151]
Lord Mersey ditunjuk
sebagai ketua penyelidikan bencana oleh British
Board of Trade, yang dilaksanakan antara 2 Mei dan 3 Juli. Masing-masing
penyelidikan berusaha mempelajari kesaksian dari penumpang dan awak Titanic,
awak Californian milik Leyland Line, Kapten Arthur
Rostron dari Carpathia
dan para pakar lainnya.[152] Kedua penyelidikan
mencapai simpulan yang umumnya sama; regulasi mengenai jumlah sekoci yang harus
diangkut kapal sudah kedaluwarsa dan tidak cocok lagi,[153] Kapten Smith
gagal menanggapi peringatan es dengan baik,[154] sekoci-sekoci
tidak terisi atau terawaki dengan baik, dan tabrakan yang terjadi adalah akibat
langsung dari pelayaran ke zona bahaya dalam kecepatan sangat tinggi.[153]
Rekomendasi yang diberikan meliputi perubahan
besar-besaran regulasi maritim untuk memberlakukan peraturan keselamatan baru,
seperti menjamin bahwa jumlah sekoci yang disediakan lebih banya, latihan
sekoci dilaksanakan dengan baik dan peralatan nirkabel di kapal penumpang
selalu diawasi petugas selama 24 jam.[155] International Ice Patrol didirikan untuk mengawasi keberadaan
gunung es di Atlantik Utara, dan regulasi keselamatan maritim diperkenalkan ke
dunia internasional melalui Konvensi Internasional untuk
Keselamatan Penumpang di Laut; kedua peraturan tersebut masih berlaku sampai sekarang.[156]
Peran SS Californian
SS Californian, kapal yang mencoba memperingatkan Titanic
akan bahaya dari es hanyut
Salah satu masalah paling kontroversial yang dipelajari
dalam penyelidikan tersebut adalah peran yang dimainkan kapal SS Californian, yang saat itu
terletak beberapa mil saja dari Titanic tetapi tidak menanggapi
panggilan darurat ataupun roket sinyalnya. Testimoni kepada penyelidikan
Britania mengungkapkan bahwa pada pukul 20:10, Californian melihat
cahaya sebuah kapal di selatan, yang kemudian disetujui oleh Kapten Stanley
Lord dan Perwira
Ketiga C.V. Groves (yang menggantikan tugas Lord pada pukul 23:10) sebagai
kapal penumpang.[157] Californian telah memperingatkan Titanic melalui radio akan keberadaan es
hanyut yang menjadi alasan Californian berhenti berlayar pada malam itu,
akan tetapi ditegur oleh operator nirkabel senior Titanic, Jack Phillips.[157] Pada pukul
23:50, perwira Californian melihat cahaya kapal menghilang, seolah-olah
mati atau belok tajam, dan hanya cahaya sisi kirinya yang tampak.[157] Sinyal lampu
Morse diarahkan ke kapal tersebut atas perintah Lord antara pukul 23:30 dan
01:00, tetapi tidak ditanggapi.[158]
Kapten Lord masuk ruang peta pada pukul 23:00 untuk
menghabiskan malam itu[159], tetapi
Perwira Kedua Herbert Stone yang saat itu bertugas, memberitahu Lord pada pukul
01:10 bahwa kapal tersebut menembakkan 5 roket. Lord ingin tahu apakah itu
sinyal perusahaan, yang berarti suar berwarna yang dipakai untuk identifikasi.
Stone mengatakan bahwa ia tidak tahu dan semua roketnya putih. Kapten Lord
menginstruksikan awaknya untuk terus memberi sinyal kepada kapal lain dengan
lampu morse, dan kembali tidur. Tiga roket lain terlihat pukul 01:50 dan Stone
melihat kapal tersebut tampak aneh di air, seolah-olah miring ke satu sisi.
Pada pukul 02:15, Lord diberitahu bahwa kapal tersebut tidak terlihat lagi.
Lord bertanya lagi apakah cahaya yang muncul memiliki warna, dan ia diberitahu
bahwa semuanya putih.[160]
Californian akhirnya menanggapi. Pada sekitar pukul 05:30, Kepala
Perwira George Stewart membangunkan operator nirkabel Cyril Furmstone Evans, memberitahunya bahwa sepanjang malam
terlihat banyak roket, dan memintanya untuk mencoba berkomunikasi dengan kapal
manapun. Ia mendapat kabar mengenai tenggelamnya Titanic, Kapten Lord
diberitahu, dan Californian diperintahkan untuk memberi bantuan. Kapal
ini tiba setelah Carpathia selesai mengangkut semua korban selamat.[161]
Penyelidikan ini menyimpulkan bahwa kapal yang dilihat California
adalah Titanic dan Californian punya kemungkinan besar untuk
datang menyelamatkan Titanic. Sayangnya, Kapten Lord bertindak buruk
dalam menangani hal tersebut.[162]
Korban selamat dan tewas
Jumlah korban tenggelamnya Titanic tidak jelas
akibat adanya beberapa faktor, termasuk perbedaan daftar penumpang, yang
mencakup nama-nama orang yang membatalkan perjalanan mereka pada menit
terakhir, dan fakta bahwa sejumlah penumpang memakai alias atas berbagai alasan
dan terhitung dua kali di daftar korban.[163] Jumlah korban
tewas diperkirakan antara 1.490 dan 1.635 orang.[164] Jumlah di
bawah diperoleh dari laporan Board
of Trade Britania Raya
tentang bencana ini.[83]
Kurang dari sepertiga penumpang Titanic selamat
dari bencana ini. Beberapa korban selamat meninggal tidak lama setelah itu;
luka dan dampak terpapar air dingin mengakibatkan kematian beberapa korban
selamat di kapal Carpathia.[165] Jumlah ini
menunjukkan perbedaan tingkat selamat yang mencolok dari berbagai kelas
penumpang Titanic. Meski hanya 3 persen wanita kelas satu yang
tewas, 54 persen wanita di kelas tiga tewas. Sama juga, lima dari enam
anak-anak kelas satu dan semua anak-anak kelas dua selamat, tetapi 52 dari 79
anak-anak kelas tiga tewas.[166] Korban selamat
terakhir yang masih hidup, Millvina Dean dari Inggris,
yang pada usia sembilan minggu menjadi penumpang termuda di kapal ini,
meninggal dunia tanggal 31 Mei 2009 pada usia 97 tahun.[167]
Pengangkatan dan pemakaman jenazah
Setelah jumlah korban tewas yang besar diketahui
masyarakat, White Star Line menyewa kapal kabel CS Mackay-Bennett dari Halifax, Nova Scotia untuk mengangkat jenazah.[168] Tiga kapal
Kanada lainnya ikut serta dalam pencarian, yaitu kapal kabel Minia,[169] kapal
persediaan mercusuar Montmagny dan kapal nelayan Algerine.[170] Masing-masing
kapal dipenuhi persediaaan balsem, pengurus pemakaman, dan pendeta. Dari 333
korban yang berhasil diangkat, 328 diantaranya diangkat oleh kapal Kanada dan
lima lagi oleh beberapa kapal uap Atlantik Utara yang kebetulan lewat.[171][g] Pada pertengahan Mei 1912, RMS Oceanic mengangkat tiga jenazah penumpang asli
Collapsible A sekitar 200 mil (320 km) dari tempat kejadian.
Ketika Perwira Kelima Harold
Lowe dan enam awak
kapal kembali ke tempat kejadian menggunakan sekoci untuk mengangkat korban
selamat, mereka menyelamatkan seorang wanita dari Collapsible A, tetapi
meninggalkan jenazah tiga penumpangnya.[h] Setelah diangkat dari Collapsible A
oleh Oceanic, jenazah-jenazah tersebut dimakamkan di laut.[173]
Kapal pengangkat jenazah pertama yang mencapai tempat
kejadian, yaitu kapal kabel CS Mackay-Bennett, menemukan begitu
banyak jenazah sampai-sampai persediaan balsem di kapal cepat habis, dan
regulasi kesehatan mensyaratkan bahwa hanya jenazah yang telah dibalsem yang
boleh masuk pelabuhan.[174] Kapten Larnder
dari Mackay-Bennett dan para pengurus makam di kapal memutuskan untuk
melindungi jenazah penumpang kelas satu saja, sambil menegaskan keputusan
mereka dengan perlunya mengidentifikasi orang-orang kaya secara visual untuk
menyelesaikan sengketa apapun terkait rumah-rumah besar yang mereka miliki.
Akibatnya, penumpang dan awak kelas tiga dimakamkan di laut. Larnder sendiri
mengklaim bahwa sebagai seorang pelaut, ia juga ingin dimakamkan di laut.[175]
Jenazah yang berhasil diangkat diberangkatkan ke Halifax,
kota terdekat dengan lokasi tenggelamnya kapal yang mempunyai jalur kereta api
dan kapal uap. Koroner Halifax, John Henry Barnstead, mengembangkan sistem terperinci untuk
mengidentifikasi jenazah dan barang-barang pribadi. Kerabat korban dari seluruh
Amerika Utara datang untuk mengidentifikasi dan mengklaim jenazah. Sebuah kamar
jenazah sementara beruukran besar didirikan di gelanggang curling dan para pengurus makam dipanggil dari seluruh Kanada
Timur untuk membantu.[175] Beberapa jasad
dikirimkan untuk dimakamkan di kampung halaman mereka di seluruh Amerika Utara
dan Eropa. Sekitar dua per tiga jenazah berhasil dikenali. Korban yang tidak
dikenali dimakamkan dengan nomor-nomor biasa berdasarkan urutan penemuannya.
Sebagian besar korban yang berhasil diangkat, 150 jenazah, dimakamkan di
tiga pemakaman Halifax, yang terbesar adalah Fairview Lawn Cemetery diikuti Mount Olivet dan Baron de Hirsch.[176]
Bangkai
Haluan bangkai RMS Titanic, difoto pada bulan Juni 2004
Titanic lama dianggap tenggelam secara utuh dan selama beberapa
tahun banyak skema dirancang untuk mengangkat bangkainya. Tidak satupun skema
yang terwujud.[177] Masalah
utamanya adalah kesulitan menemukan dan mencapai bangkai yang tergeletak lebih
dari 12,000 kaki (3.658 m) di bawah permukaan laut, di sebuah lokasi yang tekanan
airnya melebihi 6.500 pon per inci persegi.[178] Sejumlah
ekspedisi dilakukan untuk menemukan Titanic sampai akhirnya berhasil
ditemukan oleh ekspedisi Perancis-Amerika Serikat pada tanggal 1 September
1985.[179]
Tim tersebut menemukan bahwa Titanic terbelah dua,
mungkin tidak jauh di bawah permukaan air sebelum akhirnya mendarat di dasar
laut. Bagian haluan dan buritannya terpisah sejauh sepertiga mil (0,6 km) di
ngarai landas kontinen di lepas
pantai Newfoundland. Keduanya terletak 132 mil (212 km) dari
koordinat yang salah diberikan oleh operator radio Titanic pada malam
tenggelamnya kapal.[180] Kedua bagian
kapal menghantam dasar laut dengan kecepatan yang mengakibatkan haluan remuk
dan buritan runtuh sepenuhnya. Bagian haluan adalah bagian yang lebih utuh
ketimbang buritannya dan masih mempunyai interior yang lumayan utuh. Berbeda
dengan haluan, buritan hancur sepenuhnya; geladaknya saling bertumpukan dan
sebagian besar lambungnya terkoyak dan tersebar di dasar laut. Tingkat
kerusakan yang lebih besar pada buritan mungkin diakibatkan oleh kerusakan
struktural ketika tenggelam. Akibat terlalu lemah, sisa buritan tertekan akibat
menghantam dasar laut.[181]
Kedua bagian dikelilingi sebaran puing seluas hampir 5
kali 3 mils (8,0 × 4,8 km).[182] Sebaran ini
terdiri dari ratusan ribu barang, seperti bagian-bagian kapal, furnitur,
peralatan makan, dan barang pribadi, yang jatuh dari kapal ketika tenggelam
atau terlempar ketika haluan dan buritan menghantam dasar laut.[183] Sebaran puing
ini juga merupakan tempat peristirahatan terakhir bagi sejumlah korban Titanic.
Jenazah dan pakaian mereka dikonsumsi oleh makhluk laut dan bakteri, sehingga
meninggalkan sepasang sepatu dan bot – yang tidak bisa dimakan - sebagai
satu-satunya tanda bahwa pernah ada jenazah di sana.[184]
Sejak ditemukan kembali, bangkai Titanic sudah
dikunjungi beberapa kali oleh para penjelajah, ilmuwan, pembuat film, wisatawan
dan penyelamat harta, yang berhasil mengangkat ribuan barang dari sebaran puing
untuk dilindungi dan dipamerkan kepada publik. Kondisi kapal memburuk dengan
cepat dalam beberapa tahun terakhir, sebagian dikarenakan oleh kerusakan tidak
sengaja yang dilakukan kapal selam serta peningkatan tingkat pertumbuhan
bakteri pemakan besi di lambung kapal.[185] Diperkirakan
bahwa dalam 50 tahun berikutnya, lambung dan struktur Titanic akan
runtuh seluruhnya dan meninggalkan bagian interior kapal yang bercampur dengan
tumpukan besi karat di dasar laut.[186]
Banyak artefak Titanic diangkat dari dasar laut
oleh RMS Titanic Inc., yang memamerkannya melalui tur pameran di seluruh dunia
dan pameran permanen di hotel dan kasino Luxor Las Vegas di Las Vegas, Nevada.[187] Sejumlah
museum memamerkan artefak yang disumbangkan korban selamat atau didapatkan dari
jenazah korban yang mengapung di laut.[188]
Peninggalan
Budaya
Tujuh dari delapan anggota band Titanic
Dalam dunia sastra, "tenggelam seperti Titanic"
adalah sebuah simile yang berarti kegagalan besar, sebagaimana berbagai
referensi mengenai kapal atau peristiwa tenggelamnya. Prinsip kelautan bahwa
seorang kapten tenggelam bersama kapalnya sering
dijadikan rujukan terhadap Titanic dan Kapten Smith yang melakukannya.
Motif "band bermain ketika kapal tenggelam" hampir merujuk secara
eksklusif pada kapal Titanic.[butuh
rujukan] Tragedi ini telah menginspirasi banyak buku dan film,
terutama film A Night to Remember tahun 1958 dan
Titanic yang
disutradarai James Cameron.[189] Kedua film
disambut baik oleh para kritikus dan film yang terakhir disebutkan tadi,
setelah dirilis pada tanggal 19 Desember 1997, memperoleh kesuksesan komersial
yang luar biasa.[190] Film ini
mendapatkan empat belas nominasi Academy Awards dan
memenangkan sebelas di antaranya, serta mendapatkan hadiah untuk kategori Best
Picture dan Best
Director.[191] Dengan
pendapatan kotor di seluruh dunia sebesar $1,8 miliar, Titanic adalah
film pertama yang mencapai angka miliaran dolar dan menjadi film terlaris sepanjang masa selama dua belas tahun (sampai
dikalahkan film Cameron sendiri, Avatar, pada tahun
2010).[192][193] Titanic juga menjadi film epik terbaik keenam sepanjang masa dalam daftar AFI's 10 Top 10 yang disusun American
Film Institute.[194]
Legenda dan mitos
Titanic dikisahkan dalam sejarah sebagi kapal yang disebut-sebut
tidak bisa tenggelam.[i] Tetapi, kendati disebut seperti itu di
berbagai berita pasca bencana, faktanya adalah baik The White Star Line
maupun Harland and Wolff tidak menyebutnya tidak bisa tenggelam, hanya
seolah-olah tidak bisa tenggelam.[195] Kisah terkenal
lainnya adalah bahwa band kapal yang dipimpin Wallace Hartley terus bermain secara heroik sementara kapal uap ini
tenggelam. Ini tampaknya benar, tetapi ada informasi yang saling bertentangan
mengenai lagu yang dimainkan terakhir kali. Banyak orang mengatakan lagu
tersebut adalah "Nearer, My God, to Thee", sementara yang lainnya menyebut
"Autumn".[57][j] Terakhir, sebuah mitos yang tersebar
luas adalah bahwa sinyal bahaya kode Morse yang diakui
secara internasional, "SOS", pertama kali dipakai ketika Titanic
tenggelam. Memang benar operator nirkabel Britania jarang sekali memakai sinyal
"SOS" pada masa itu dan memilih kode "CQD",
"SOS" sudah dipakai secara internasional sejak 1908. Operator
nirkabel pertama Titanic, Jack Phillips, mengirimkan
"SOS" dan "CQD" dalam panggilan daruratnya.[197]
Tugu peringatan dan museum
Di Southampton, Inggris, tugu peringatan untuk para teknisi
Titanic dapat ditemukan di Andrews Park di Above Bar Street. Dekat tugu utama, di
sudut Cumberland Place dan London Road, terdapat Titanic Musicians' Memorial untuk memperingati Pimpinan Band Wallace Hartley dan musisi lain yang terus bermain ketika kapal
tenggelam. Ada tugu peringatan lain yang ditujukan kepada Wallace Hartley di
kampung halamannya di Colne, Lancashire.[198]
Sebuah tugu peringatan untuk lima karyawan pos kapal,
yang bertuliskan "Steadfast in Peril", didirikan oleh Southampton
Heritage Services.[199]
Di Cobh (dikenal sebagai Queenstown sejak 1849
sampai 1920), County Cork, Irlandia,
sebuah tugu peringatan Titanic berdiri di pusat kota.[200] Queenstown
adalah pelabuhan jemput terakhir bagi kapal ini sebelum berlayar melintasi
Atlantik pada tanggal 11 April 1912. Sebuah kebun peringatan yang
dilengkapi dinding kaca besar bercantumkan semua nama penumpang Titanic
akan dibangun di Cobh untuk memperingati satu abad tenggelamnya kapal.[201]
Banyak awak kapal Titanic yang berasal dari Liverpool, termasuk enam teknisi seniornya.[202] Memorial to the Engine Room Heroes
of the Titanic berdiri di Pier
Head, Liverpool City Centre, dekat bekas kantor pusat White Star
Line.[202] Sebuah plakat
peringatan yang memperingati orkestra ternama kapal ini (yang terbentuk di
Liverpool dan meliputi warga Liverpool, John Frederick Clarke) dipasang di
dalam Philharmonic Hall di Hope Street.[202]
Titanic
Belfast di Titanic Quarter, Queen's Road, Belfast, Irlandia Utara pada hari
pembukaannya, 31 Maret 2012
Titanic
Memorial di Belfast, Irlandia Utara diresmikan tanggal 26 Juni 1920.[203] Di sisi alas
tiang tercantum nama dari dua puluh dua pria Belfast yang tewas dalam bencana
ini.[204] Tugu ini
adalah bagian tengah dari kebun peringatan Titanic yang berukuran kecil
dan akan diresmikan pada 15 April 2012, tepat satu abad setelah bencana
terjadi.[205]
Pada tanggal 31 Maret 2012, Titanic
Belfast, sebuah tempat
wisata senilai £77 juta yang dibangun di lahan bekas galangan kapal Harland and
Wolff tempat Titanic dibangun resmi dibuka untuk umum.[206] Arsitekturnya
menyerupai Titanic itu sendiri, dengan fasada eksternalnya yang
membentuk lambung raksasa kapal tersebut.[207] Markah tanah
ini berdiri di Titanic Quarter, sebelah timur Belfast, berjarak beberapa menit berjalan
kaki dari ruang gambar lama tempat Thomas Andrews membuat rancangan kapal
tersebut.[207][208]
Sebuah tugu peringatan untuk 36 teknisi yang tewas dalam
bencana didirikan di foyer Scottish
Opera, Elmbank
Street, Glasgow, sebelumnya kantor pusat Institution of Engineers and
Shipbuilders in Scotland, yang para anggotanya turut menyumbang untuk pendirian
tugu ini. Tugu ini diresmikan pada tanggal 15 April 1914.[209]
Para pria Titanic yang mengorbankan nyawanya agar wanita
dan anak-anak bisa diselamatkan diperingati oleh Titanic Memorial di Washington, D.C., dan ada pula tugu peringatan untuk Ida Straus di Straus
Park, Manhattan,
New York.[210][211]
Museum Titanic tertua di Amerika Serikat berada di Indian
Orchard, Massachusetts. Didirikan tahun 1963, Titanic Historical Society Museum[212] memiliki
banyak artefak asli dari kapal Titanic, termasuk pelampung Mrs. John
Jacob Astor, cetak biru, dan memorabilia lainnya. Museum bersama Titanic
Historical Society sering menyewakan artefak-artefak tersebut kepada berbagai
museum besar di seluruh Amerika Serikat.[212]
Banyak artefak dipamerkan di National
Maritime Museum di Greenwich, Inggris, sebagai bagian dari tur
pameran ke museum ini.[213] Merseyside Maritime Museum di kota asal Titanic,
Liverpool, juga memiliki beragam koleksi artefak dari bangkai yang dipamerkan
dalam pameran permanen bernama 'Titanic, Lusitania and the Forgotten Empress'.[214]
Sebagian puing apung yang diangkat bersama jenazah korban
pada tahun 1912 dapat dilihat di Maritime Museum of the Atlantic, Halifax, Nova Scotia. Barang-barang
lainnya adalah bagian dari tur pameran Titanic: The Artifact Exhibition.[215] Sebuah tempat
wisata baru bernama Branson Titanic Museum yang dibuka
tahun 2006 di Missouri, Amerika Serikat, adalah sebuah museum bertingkat dua
permanen berbentuk kapal RMS Titanic. Museum ini dibangun setengah
ukuran aslinya dan berisikan 400 artefak sebelum penemuan bangkai yang tersebar
di dua puluh galeri.[216]
Peringatan 100 tahun
Pada pukul 12:13 tanggal 31 Mei 2011, tepatnya 100 tahun
setelah Titanic diluncurkan dari galangan kapal, sebuah suar ditembakkan di kawasan galangan kapal Belfast untuk
memperingatinya. Semua kapal di wilayah sekitar galangan kapal Harland and
Wolff kemudian membunyikan klakson dan kerumunan yang ada bertepuk tangan
selama 62 detik, waktu yang diperlukan untuk meluncurkan kapal dari
galangannya pada tahun 1911.[217] Pada tanggal
12 Maret 2012, BBC Songs Of Praise, dari Belfast, membentuk tugu peringatan Titanic.
Program ini menyiarkan serangkaian himne maritim dan diakhiri Nearer, My
God, to Thee, yang dianggap sebagai lagu terakhir yang dimainkan band
kapal.[218]
Pada tanggal 4 April 2012, 100 tahun setelah
rampungnya pembangunan Titanic dan pelayaran perdananya diperingati
dengan peluncuran kembali film Titanic tahun 1997 dalam wujud
3D.[219] ITV1 telah membuat miniseri Titanic empat episode yang dikarang oleh pemenang Oscar, Julian Fellowes, dan ditayangkan pada awal 2012.[220] Sebuah drama
panggung berjudul Iceberg – Right Ahead! akan dipentaskan di Upstairs at the Gatehouse, London pada 22 Maret sampai 22 April
2012; Lyric Theatre, Belfast mementaskan White Star of the North; dan
pentas teater Sea Odyssey diadakan di Liverpool.[221]
Royal Philharmonic Orchestra akan memainkan The Titanic Requiem,
sebuah karya musik gubahan penyanyi/penulis lagu Robin Gibb dan putranya
RJ Gibb, pada tanggal 10 April di London. Acara ini akan melibatkan
permainan hologram yang menampilkan laut, kapal, dan
gunung es.[222]
Kapal pesiar Balmoral yang dioperasikan Fred Olsen Cruise Lines disewa oleh Miles Morgan Travel untuk
mengikuti rute asli Titanic dan berhenti di atas dasar laut tempat kapal
tersebut tenggelam pada 15 April 2012.[223]
SeaCity
Museum di Southampton, Hampshire akan dibuka pada 10 April 2012, tanggal ketika RMS
Titanic melakukan pelayaran perdananya dari Southampton.[135] Museum ini
akan memamerkan 2000 tahun sejarah laut Southampton, serta memperingati 549
penduduk kota yang tenggelam bersama Titanic.[135]
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS. Al Baqarah 2:216)
Tenggelamnya Kapal RMS Titanic
Langganan:
Postingan (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar