Captain Kapal Titanic : Edward
Smith, kapten Titanic,
pada tahun 1911
Penumpang Yang Selamat :
Rose Dwitt Bukater Yang Masih Hidup Saat Itu
RMS Titanic adalah sebuah kapal penumpang
super Britania Raya yang tenggelam di Samudra Atlantik Utara pada tanggal 15 April 1912 setelah menabrak sebuah gunung es pada pelayaran
perdananya dari Southampton, Inggris ke New York City. Tenggelamnya Titanic mengakibatkan kematian sebanyak 1.514 orang dalam salah satu bencana maritim masa damai paling mematikan sepanjang sejarah. Titanic merupakan kapal terbesar di
dunia pada pelayaran perdananya. Satu dari tiga kapal samudra kelas Olympic dioperasikan oleh White Star Line. Kapal ini dibangun pada 1909 sampai 1911 oleh galangan kapal Harland and
Wolff di Belfast. Kapal ini sanggup mengangkut 2.224 penumpang.
Para penumpangnya terdiri
dari sejumlah orang terkaya di dunia, serta lebih dari seribu emigran dari Britania Raya, Irlandia, Skandinavia, dan negara-negara lain yang mencari kehidupan baru di Amerika Utara.
Kapal ini dirancang senyaman dan semewah mungkin, dengan dilengkapi gimnasium,
kolam renang, perpustakaan, restoran kelas atas dan kabin mewah. Kapal ini juga
memiliki telegraf nirkabel mutakhir yang dioperasikan untuk keperluan penumpang
dan operasional kapal. Meski Titanic mempunyai perlengkapan keamanan yang maju
seperti kompartemen kedap air dan pintu kedap air yang bisa dioperasikan dari
jarak jauh, kapal tersebut tidak memiliki sekoci yang cukup untuk menampung
seluruh penumpang kapal. Karena regulasi keamanan laut yang sudah kuno, Titanic
hanya mengangkut sekoci yang hanya mampu menampung 1.178 penumpang –
sepertiga dari total penumpang dan awak kapalnya.
Setelah meninggalkan
Southampton pada 10 April 1912, Titanic berhenti di Cherbourg, Perancis dan Queenstown (sekarang Cobh), Irlandia sebelum
berlayar ke barat menuju New York. Pada tanggal 14 April 1912, empat hari pasca
pelayaran, tepatnya 375 mil di selatan Newfoundland, kapal menabrak sebuah gunung es pukul 23:40 (waktu kapal; UTC-3). Tabrakan agak menggesek
ini mengakibatkan pelat lambung Titanic melengkung ke dalam di sejumlah
tempat di sisi kanan kapal dan mengoyak lima dari enam belas kompartemen kedap airnya. Selama dua
setengah jam selanjutnya, kapal perlahan terisi air dan tenggelam. Para
penumpang dan sejumlah awak kapal diungsikan ke dalam sekoci, kebanyakan sudah
diluncurkan dalam keadaan setengah penuh. Banyak pria dalam jumlah yang tidak
sepadan – hampir 90% di Kelas Dua - ditinggalkan karena para petugas yang
memuat sekoci mematuhi protokol "wanita dan anak-anak
dahulu". Tepat sebelum pukul 2:20, Titanic patah dan haluannya tenggelam
bersama seribu penumpang di dalamnya. Orang-orang di air meninggal dalam
hitungan menit akibat hipotermia karena bersentuhan dengan samudra yang sangat dingin. 710 penumpang
selamat diangkat dari sekoci oleh RMS Carpathia beberapa jam kemudian.
Musibah ini ditanggapi
dengan keterkejutan dan kemarahan dunia atas jumlah korban yang besar dan
kegagalan regulasi dan operasi yang terjadi serta sekoci dan alat kelemgkapan
penyelamatan lainnya yang tidak memadai. Penyelidikan publik di Britania dan Amerika
Serikat mendorong perbaikan besar-besaran
keselamatan laut. Salah satu warisan terpenting dari bencana ini adalah
penetapan Konvensi
Internasional untuk Keselamatan Penumpang di Laut (SOLAS), yang masih
mengatur keselamatan laut sampai sekarang. Banyak korban selamat kehilangan
seluruh kekayaan dan harta benda mereka dan menjadi miskin; banyak keluarga,
terutama keluarga awak kapal dari Southampton, kehilangan sumber nafkah
utamanya. Mereka semua dibantu oleh banjirnya simpati dan sumbangan amal dari
masyarakat. Beberapa pria yang selamat, terutama kepala White Star Line, J. Bruce Ismay, dicela sebagai pengecut karena meninggalkan kapal ketika penumpang lain
masih di atasnya, dan mereka diasingkan oleh publik.
Bangkai Titanic masih ada di dasar laut, perlahan hancur di kedalaman 12.415 kaki (3,784 m). Sejak ditemukan kembali pada tahun 1985, ribuan artefak diangkat dari
dasar laut dan dipamerkan di berbagai museum di seluruh dunia. Titanic
telah menjadi salah satu kapal ternama dalam sejarah. Keberadaannya terus
diingat oleh sejumlah buku, film,
pameran, dan tugu peringatan.
Latar belakang
Dibangun di Belfast, Irlandia, Kerajaan Bersatu, RMS Titanic adalah kapal kedua dari tiga kapal samudra kelas Olympic - sisanya adalah RMS Olympic dan HMHS Britannic (aslinya bernama Gigantic).[2] Ketiganya adalah kapal terbesar dalam armada perusahaan perkapalan
Britania White Star Line, yang terdiri dari 29 kapal uap dan tender pada tahun 1912.[3] Tiga kapal tersebut lahir dalam sebuah perbincangan pada pertengahan 1907
antara kepala White Star Line, J. Bruce Ismay, dan hartawan Amerika Serikat J.
Pierpont Morgan, yang mengendalikan perusahaan induk White Star Line, International
Mercantile Marine Co. White Star Line
menghadapi tantangan yang semakin menjadi-jadi dari pesaing utamanya, Cunard, yang telah meluncurkan Lusitania dan Mauretania – kapal penumpang tercepat yang beroperasi saat itu – dan perusahaan
pelayaran Jerman, Hamburg America dan Norddeutscher Lloyd. Ismay memilih untuk bersaing dalam hal ukuran ketimbang kecepatan dan
berencana meluncurkan jajaran kapal baru yang ukurannya lebih besar daripada
sebelumnya serta dibuat senyaman dan semewah mungkin.[4]
Jajaran kapal ini dibangun
oleh galangan kapal Belfast, Harland and
Wolff, yang sudah punya hubungan lama dengan White Star Line sejak 1867.[5] Harland and Wolff diberikan keuntungan besar dalam merancang kapal untuk
White Star Line; pendekatan seperti biasa ditujukan kepada White Star Line
untuk membuat sketsa konsep umum yang akan dipakai dan diubah menjadi desain
kapal oleh Harland and Wolff. Pertimbangan biaya relatif rendah di agendanya
dan Harland and Wolff diminta mengeluarkan biaya atas segala kebutuhan kapal,
ditambah margin keuntungan lima persen.[5] Untuk kapal kelas Olympic, biaya sebesar £3 juta untuk dua kapal
pertama disetujui disertai beberapa "ekstra atas kontrak" dan bayaran
lima persen seperti biasa.[6]
Harland and Wolff
menempatkan para desainer utamanya dalam perancangan kapal kelas Olympic.
Perancangan ini diawasi oleh Lord Pirrie, direktur Harland and Wolff dan White Star Line; arsitek laut Thomas Andrews, direktur pelaksana departemen desain Harland and Wolff; Edward Wilding,
wakil Andrews dan bertanggung jawab atas penghitungan desain kapal,
keseimbangan dan kerapiannya; dan Alexander
Carlisle, kepala juru gambar kapal dan manajer umum.[7] Tugas Carlisle adalah dekorasi, perlengkapan dan semua pengaturan umum,
termasuk penerapan desain derek sekoci yang efisien.[a]
Pada tanggal 29 Juli
1908, Harland and Wolff mempresentasikan sketsanya kepada J. Bruce Ismay dan
para eksekutif White Star Line lainnya. Ismay menyetujui desain tersebut dan
menandatangani tiga "surat perjanjian" dua hari kemudian yang
mengizinkan pembangunan kapal.[10] Saat itu, kapal pertama tersebut – yang kelak menjadi Olympic –
belum mempunyai nama, tetapi hanya ditandai sebagai "Number 400",
karena kapal ini adalah kapal ke-400 yang dibangun Harland and Wolff. Titanic
didasarkan pada versi revisi desain yang sama dan diberi nomor 401.[11]
Rancangan sisi RMS Titanic
Titanic memiliki panjang 882 kaki 9 inches (269.1 m) dengan lebar maksimum
92 kaki 6 inches (28.2 m). Tinggi keseluruhannya,
diukur dari dasar lunas ke puncak anjungan, adalah 104 kaki (32 m).[12] Kapal ini berbobot 46.328 ton daftar bruto dan dengan daya muat 34 kaki 7 inches (10.5 m), kapal ini berbobot
total 52.310 ton.[2]
Ketiga kapal kelas Olympic
mempunyai sebelas geladak (tidak termasuk kantor perwira di bagian atas),
delapan di antaranya digunakan penumpang. Dari atas ke bawah, geladak-geladak
tersebut adalah :
Diagram irisan bagian
tengah Titanic
- Boat Deck, tempat sekoci dileatkkan. Pada jam-jam pertama 15 April 1912, dari sinilah sekoci Titanic diturunkan ke Samudra Atlantik Utara. Anjungan dan ruang kemudi ada di ujung depan, di depan kantor kapten dan perwira. Anjungan terletak 8 kaki (2.4 m) di atas geladak, menjorok ke samping agar kapal dapat diawasi ketika merapat. Ruang kemudi terletak tepat di belakang dan atas anjungan. Pintu masuk ke Grand Staircase Kelas Satu dan gimnasium ada di tengah kapal bersama atap lounge Kelas Satu, sementar di belakang geladak adalah atap ruang cerutu Kelas Satu dan pintu masuk Kelas Dua yang relatif sederhana. Geladak berlapis kayu ini terbagi menjadi empat teras terpisah; secara berurutan untuk perwira, penumpang Kelas Satu, teknisi dan penumpang Kelas Dua. Sekoci berjajar di sisi geladak, melompati wilayah Kelas Satu agar pemandangan dari sana tidak terganggu.[13][14]
- A Deck, juga disebut Promenade Deck, membentang sepanjang keseluruhan panjang struktur super ini, yaitu 546 kaki (166 m). Geladak ini dirancang khusus untuk penumpang Kelas Satu dan berisikan kabin Kelas Satu, lounge Kelas Satu, ruang cerutu, ruang baca tulis dan Palm Court.[13]
- B Deck, atau Bridge Deck, adalah geladak atas penopang berat sekaligus tingkat teratas lambung kapal. Sebagian besar akomodasi penumpang Kelas Satu dibangun di sini, dilengkapi enam kamar istana (kabin) yang memiliki terasnya sendiri. Di Titanic, A La Carte Restaurant dan Café Parisien menyediakan fasilitas makan mewah bagi penumpang Kelas Satu. Keduanya dioperasikan oleh koki dan staf subkontrak; semuanya tewas dalam bencana. Ruang cerutu Kelas Dua dan aula pintu masuk ada di geladak ini. Geladak haluan kapal yang terangkat berada di depan Bridge Deck dan terdiri dari palka Nomor 1 (palka utama menuju ruang kargo), berbagai macam mesin dan jangkar. Geladak ini tertutup bagi penumpang; adegan "terbang" yang terkenal di haluan kapal pada film Titanic tahun 1997 tidak akan mungkin terjadi di dunia nyata. Buritan Bridge Deck adalah Poop Deck yang dinaikkan, dengan panjang 106 kaki (32 m), digunakan sebagai teras untuk penumpang Kelas Tiga. Di sanalah tempat bertahan terakhir bagi banyak penumpang dan awak Titanic ketika kapal tenggelam. Geladak haluan dan Poop Deck terpisah dari Bridge Deck melalui dek turun.[15][16]
- C Deck, atau Shelter Deck, adalah geladak tertinggi yang merentang langsung dari ujung haluan ke ujung buritan kapal. C Deck terdiri dari dua geladak turun; geladak buritan adalah bagian dari tempat jalan-jalan Kelas Tiga. Kabin awak terletak di bawah geladak haluan dan ruang umum Kelas Tiga terletak di bawah Poop Deck. Di antara keduanya adalah sebagian besar kabin Kelas Satu dan perpustakaan Kelas Dua.[15][17]
- D Deck, atau Saloon Deck, didmonasi oleh tiga ruang umum berukuran besar – Ruang Resepsi Kelas Satu, Ruang Makan Kelas Satu, dan Ruang Makan Kelas Dua. Sebuah ruang terbuka juga dibangun untuk penumpang Kelas Tiga. Para penumpang Kelas Satu, Dua, dan Tiga memiliki kabin di geladak ini, dilengkapi kamar tidur untuk juru api yang terletak di haluan. Geladak ini adalah tingkat tertinggi yang dicapai sekat kedap air kapal (meski hanya delapan dari lima belas sekat).[15][18]
- E Deck, atau Upper Deck, lebih dimanfaatkan untuk akomodasi penumpang untuk semua kelas ditambah kamar tidur koki, pelaut, pelayan, dan penghias. Di sepanjang geladak ini, terdapat sebuah lorong panjang yang dijuluki Scotland Road oleh para awak, merujuk pada nama sebuah jalan terkenal di Liverpool.[15][19]
- F Deck, atau Middle Deck, adalah geladak lengkap yang terakhir dan didominasi akomodasi untuk penumpang Kelas Tiga. Ada pula beberapa kabin Kelas Dua dan akomodasi awak. Ruang makan Kelas Tiga terletak di sini, begitu pula kolam renang dan pemandian Turki.[15][19]
- G Deck, atau Lower Deck, adalah geladak lengkap terendah yang mengangkut penumpang. dan memiliki jendela kapal paling bawah, tepat di atas garis air. Lapangan squash terletak di sini bersama kantor pos berjalan, tempat para petugas surat menyortir surat dan parsel untuk dikirimkan setelah kapal merapat di dermaga. Bahan pangan juga disimpan di sini. Di beberapa tempat, geladak ini ditembus oleh geladak orlop (setengah) di atas ruang ketel, mesin, dan turbin.[15][20]
- Orlop Decks dan Tank Top berada di tingkat terendah kapal, di bawah garis air. Geladak orlop dipakai untuk ruang kargo, sementara Tank Top – bagian bawah terdalam di lambung kapal – memiliki ruang tempat ketel, turbin, dan generator listik kapal dipasang. Bagian kapal yang satu ini didominasi oleh ruang mesin dan ketel, tempat-tempat yang tidak biasa dilihat penumpang. Kedua ruang ini terhubung dengan tingkat teratas di kapal melalui serangkaian tangga; dua tangga spiral dekat haluan memberi akses ke D Deck.[15][20]
Titanic mengangkut 20 sekoci secara keseluruhan: 14 sekoci kayu standar Harland
and Wolff dengan kapasitas masing-masing 65 orang dan empat sekoci
"lipat" Englehardt (diberi tanda A sampai D) dengan kapasitas
masing-masing 47 orang. Selain itu, kapal ini memiliki dua kapal dayung dengan kapasitas masing-masing 40 orang.[56][b] Semua sekoci disimpan rapat di Boat Deck dan, kecuali sekoci lipat A
dan B, terhubung dengan derek kapal melalui tali. Sekoci di
sisi kanan diberi nomor ganjil 1–15 dari haluan ke buritan, sementara sekoci di
sisi kiri diberi nomor genap 2–16 dari haluan ke buritan. Kedua kapal dayung
dibiarkan berayun dan tergantung di derek agar dapat segera dipakai, sementara
sekoci lipat C dan D disimpan di Boat Deck (terhubung dengan derek)
langsung di dalam sekoci 1 dan 2. A dan B disimpan di atap kantor perwira,
di masing-masing sisi cerobong nomor 1. Tidak ada derek untuk
menurunkannya dan bobotnya akan sangat menantang ketika diluncurkan.[57] Setiap sekoci berisikan makanan, air, selimut, dan pelampung cadangan.
Tali penyelamat di sisi sekoci memungkinkan penumpang menyelamatkan korban
lainnya dari air jika perlu.
Titanic memiliki 16 set derek kapal, masing-masing mampu menangani 4 sekoci. Ini
memberikan Titanic kemampuan untuk mengangkut 64 sekoci kayu[58] yang muat untuk 4.000 orang – melebihi kapasitas kapal aslinya.
Sayangnya, White Star Line memutuskan agar 16 sekoci kayu dan empat sekoci
lipat yang diangkut, yang mampu menampung 1.178 orang, sepertiga kapasitas
total Titanic. Pada waktu itu, regulasi Board of Trade mensyaratkan
kapal-kapal Britania berbobot lebih dari 10.000 ton membawa 16 sekoci
dengan kapasitas 990 penumpang.[56] Meski begitu, White Star Line menyediakan akomodasi sekoci lebih banyak
daripada yang disyaratkan secara hukum.[59][c]
Pembangunan dan persiapan
Konstruksi, peluncuran dan
pemasangan
Ukuran Titanic dan
kapal-kapal saudaranya yang raksasa memberikan tantangan teknik tersendiri bagi
Harland and Wolff; belum pernah ada pembangun kapal yang berhasil membangun
kapal sebesar ini. Kapal-kapal ini dibangun di Queen's Island, sekarang bernama
Titanic Quarter, di Belfast Harbour. Harland and Wolff harus menghancurkan tiga seluncur kapal dan membangun
dua seluncur baru, yang merupakan
seluncur terbesar yang pernah dibangun pada masa itu, untuk mengakomodasi
kapal-kapal raksasa.[6]
Pembangunannya
difasilitasi oleh alat peluncur raksasa yang dibangun oleh Sir William Arrol & Co., sebuah firma asal Skotlandia yang pernah membangun Forth Bridge dan Tower Bridge London. Arrol Gantry berdiri setinggi 228 kaki (69 m), dengan lebar 270 kaki (82 m) dan panjang 840 kaki (260 m), serta berbobot lebih
dari 6.000 ton. Alat peluncur ini terdiri dari beberapa takal bergerak. Sebuah
takal apung yang mampu mengangkut bobot 200 ton didatangkan langsung dari
Jerman.[61]
Pembangunan Titanic
dan Olympic dilakukan secara bersamaan dan terpisah, dengan lambung Olympic
pertama diletakkan pada 16 Desember 1908 dan lambung Titanic pada
tanggal 31 Maret 1909.[11] Kedua kapal dibangun selama 26 bulan dan melalui proses konstruksi yang
sama. Kapal-kapal tersebut dirancang sebagai sebuah box girder apung raksasa, dengan lunasnya yang berperan sebagai tulang punggung dan kerangka lambungnya sebagai
tulang dada. Di dasar kapal, sebuah penopang ganda sedalam 5 kaki 3 inches (1.6 m) menopang 300 kerangka,
masing-masing terpisah sejauh 24 inci (61 cm) dan 36 inci
(91 cm) dan sepanjang 66 kaki (20 m). Penopang ini berakhir
di dek anjungan (B Deck) dan dilapisi pelat baja yang membentuk kulit terluar
kapal.[62]
2.000 pelat lambungnya
terdiri dari bagian-bagian baja gulung, kebanyakan selebar 6 kaki (1.8 m) dan sepanjang 30 kaki (9.1 m) dan berbobot antara 2,5
dan 3 ton.[63] Ketebalannya bervariasi mulai 15 inci (38 cm) hingga 1 inci
(2.5 cm).[64] Pelat-pelat tersebut dipasang dengan gaya klinker (tumpang tindih) dari lunas sampai lambungnya. Di atas bagian itu, pelat
dipasang dengan gaya "luar dalam", yang berarti pemasangan pelat pelatnya dipasang berbentuk pita
(disebut "pelat lurus dalam") dengan celah yang ditutup oleh
"pelat lurus luar", sehingga tumpang tindih di pinggirannya. Pengelasan baja masih terdengar baru
sehingga struktur ini perlu digabung dengan lebih dari tiga juta paku sumbat besi dan baja yang
keseluruhannya berbobot lebih dari 1.200 ton. Paku sumbat ini dipasang menggunakan
mesin hidrolik atau dipaku dengan tangan.[65]
Pemandangan Titanic
di dermaga pemasangan setelah peluncurannya; tahap akhir konstruksi dan
pemasangannya dilakukan di sini.
Interior kapal kelas Olympic
dibagi menjadi enam belas kompartemen utama yang dibagi menjadi lima belas
sekat yang membentang di atas garis air. Sebelas pintu kedap air yang menutup
secara vertikal dapat mengunci kompartemen jika terjadi keadaan darurat".[64] Geladak terbuka kapal terbuat dari kayu pinus dan jati, sementara
langit-langit kapal dilapisi butiran gabus bercat untuk mencegah kondensasi.[66] Superstruktur ini terdiri dari dua geladak, Promenade Deck dan Boat Deck,
yang memiliki panjang 500 kaki (150 m). Kedua geladak berisikan
kantor perwira, gimnasium, ruang umum dan kabin kelas satu, ditambah anjungan
dan ruang kemudi. Sekoci kapal ditempatkan di Boat Deck, dek paling atas.[13] Di atas geladak terdapat empat cerobong, meski hanya tiga yang berfungsi -
cerobong terakhir cuma hiasan untuk estetika saja – dan dua menara,
masing-masing setinggi 155 kaki (47 m), yang menopang derek
untuk pemuatan kargo. Sebuah kabel komunikasi nirkabel dibentangkan di antara
kedua menara.[67]
Pembangunan kapal ini
begitu sulit dan berbahaya. Untuk 15.000 orang yang bekerja di Harland and
Wolff pada saat itu,[68] pencegahan keselamatan dirancang sebagus mungkin; banyak pekerjaan
berbahaya yang dilakukan tanpa peralatan keselamatan seperti topi atau
pelindung tangan pada mesin. Akibatnya, timbul korban tewas dan luka-luka.
Selama pembangunan Titanic, tercatat 246 kasus luka-luka, 28 di
antaranya "parah", seperti lengan terluka karena mesin atau kaki yang
tertimpa bagian-bagian baja yang jatuh. Enam orang meninggal di dalam kapal
ketika sedang dibangun dan dipasang dan dua lainnya meninggal di bengkel dan
gudang galangan kapal.[69] Tepat sebelum peluncuran, seorang pekerja tewas ketika sebilah kayu
menimpanya.[70]
Titanic diluncurkan pada pukul 12:15 tanggal 31 Mei 1911 di hadapan Lord Pirrie,
J. Pierpoint Morgan dan J. Bruce Ismay dan 100.000 penonton.[71] 22 ton sabun dan lemak disebarkan di seluncuran untuk memudahkan
peluncuran kapal ke Sungai Lagan.[70] Sesuai kebijakan lama White Star Line, kapal ini tidak diberi nama secara
resmi maupun dibaptis dengan sampanye.[71] Kapal ini ditarik ke dermaga pemasangan, tempat mesin, cerobong dan
superstrukturnya dipasang dan interiornya dilengkapi selama satu tahun
selanjutnya.[72]
Meski Titanic
tampak identik dengan kapal saudara sebelumnya, Olympic, sejumlah perubahan dilakukan untuk membedakan kedua kapal. Perubahan yang
paling mudah dikenali adalah bahwa Titanic (dan kapal saudara
selanjutnya, Britannic) memilikii bingkai baja dengan jendela geser di sepanjang setengah depan
teras A Deck. Jendela ini dipasang pada menit-menit terakhir atas permintaan
pribadi Bruce Ismay, dan bertujuan untuk memberi perlindungan tambahan bagi
penumpang kelas satu.[73] Perubahan-perubahan ini menjadikan Titanic secara marjinal lebih
berat ketimbang kapal saudaranya, dan dapat mengklaim diri sebagai kapal
terbesar yang berlayar pada masa itu. Pekerjaan ini lebih lama daripada yang
diharapkan akibat perubahan rancangan yang diperintahkan Ismay dan penundaan
sementara karena perbaikan Olympic, yang mengalami tabrakan pada
September 1911. Jika Titanic sudah rampung dari dulu, kapal ini nantinya
mungkin tidak menabrak gunung es.[70]
Pelayaran uji coba
Pelayaran uji coba Titanic
dimulai pukul 06.00 pada hari Senin, 2 April 1912, dua hari setelah
pemasangannya selesai dan delapan hari sebelum meninggalkan Southampton untuk
pelayaran perdananya.[74] Ujicoba ini ditunda selama satu hari karena cuaca buruk, namun pada Senin
pagi cuaca cerah dan sejuk.[75] Kapal ini mengangkut 78 juru api, tukang minyak, dan 41 awak kapal.
Tidak ada staf domestik di kapal tersebut. Perwakilan dari berbagai perusahaan
ikut dalam uji coba Titanic, Thomas Andrews dan Edward Wilding dari
Harland and Wolff dan Harold A. Sanderson dari IMM. Bruce Ismay dan Lord Pirrie
terlalu sakit untuk hadir. Jack Phillips dan Harold Bride bertugas sebagai operator radio, dan melaukan penyesuaian terhadap
alat-alat Marconi. Francis Carruthers, seorang pengawas dari Board of Trade,
juga hadir untuk melihat apakah semuanya berjalan dengan baik dan apakah kapal
ini layak mengangkut penumpang.[76]
Pelayaran uji cobanya
terdiri dari serangkaian tes terhadap karakteristik kendalinya yang pertama
dilaksanakan di Belfast Lough dan perairan terbuka Laut Irlandia. Selama dua belas jam, Titanic dioperasikan dengan beragam
kecepatan, kemampuan beloknya diuji dan "berhenti mendadak" dilakukan
dengan pemunduran mesin dari mode maju penuh hingga mundur penuh, sehingga
kapal ini berhenti pada jarak 850 yd (777 m) atau 3 menit 15 detik.[77] Kapal ini menempuh jarak sekitar 80 mil laut (92 mi;
150 km), dengan rata-rata 18 knot (21 mph; 33 km/jam) dan
mencapai kecepatan maksimum di bawah 21 knot (24 mph;
39 km/jam).[78] Ketika pulang ke Belfast pada sekitar pukul 19.00, pengawas Board of Trade
menandatangani "Agreement and Account of Voyages and Crew" yang sah
selama dua belas bulan dan menetapkan kapal ini layak berlayar di laut. Satu
jam kemudian, Titanic kembali meninggalkan Belfast – untuk terakhir
kalinya – untuk berlayar ke Southampton sejauh 570 mil laut
(660 mi; 1,060 km). Setelah berlayar selama 28 jam, kapal tiba sekitar
tengah malam 4 April dan ditarik ke Berth 44 di pelabuhan Southampton, bersiap
untuk kedatangan penumpangnya dan seluruh awaknya.[79]
Pelayaran perdana
Titanic akan berlayar dalam bentuk kapal utuh selama dua minggu sebelum tenggelam;
kendati didaftarkan di Liverpool, kapal ini tidak pernah tiba di sana.[80] Kisah peristiwa tenggelamnya begitu terkenal, tetapi akan dijabarkan
secara singkat di sini.
Pelayaran perdana Titanic
ditujukan menjadi pelayaran lintas Atlantik pertama antara Southampton di
Inggris, Cherbourg di Perancis, Queenstown di Irlandia, dan New York di Amerika
Serikat, pulang melalui Plymouth di Inggris pada rute ke timur. White Star Line akan mengoperasikan tiga
kapal pada rute ini: Titanic, Olympic, dan RMS Oceanic yang lebih kecil ukurannya. Masing-masing kapal akan berlayar tiga minggu
sekali dari Southampton dan New York, biasanya berangkat pada siang hari setiap
Rabu dari Southampton dan setiap Sabtu dari New York, sehingga memungkinkan
White Star Line mengoperasikan pelayaran mingguan dari masing-masing kota. Kereta
khusus dijadwalkan dari London dan Paris untuk mengangkut penumpang ke
Southampton dan Cherbourg.[81] Dermaga dalam di Southampton, yang saat itu bernama "White Star Dock",
telah dibangun sedemikian rupa untuk mengakomodasi kapal-kapal kelas Olympic
yang baru dan dibuka tahun 1911.[82]
Awak
Artikel utama untuk bagian
ini adalah: Awak RMS Titanic
Titanic memiliki sekitar 885 awak kapal untuk pelayaran perdananya.[83] Sebagaimana kapal-kapal lain pada masa itu, Titanic tidak mempunyai
awak permanen, dan sebagian besar awaknya adalah pekerja biasa yang naik kapal
beberapa jam sebelum berlayar dari Southampton.[84] Proses perekrutan sudah dimulai pada 23 Maret dan beberapa di antara
mereka telah dikirim ke Belfast, tempat mereka bekerja sebagai awak utama
selama uji coba pelayaran laut Titanic dan perjalanan ke Inggris pada
awal April.[85]
Kapten Edward John Smith, kapten paling senior di White Star Line, ditransfer dari Olympic
untuk mengambil alih kendali Titanic.[86] Henry Tingle Wilde juga ditarik dari Olympic untuk bertugas sebagai Chief Mate. Chief Mate dan First
Officer Titanic sebelumnya, William McMaster Murdoch dan Charles
Lightoller, diturunkan pangkatnya masing-masing ke First dan Second Officer. Second
Officer yang asli, David Blair, tidak jadi dipekerjakan.[87][d]
Awak Titanic dibagi
menjadi tiga departemen utama; Dek, dengan 66 awak; Mesin, 325 orang; dan
Makanan, 494 orang.[88] Mayoritas awak kapal bukan pelaut, tetapi teknisi, pemadam kebakaran atau
tukang api yang bertugas mengawasi mesin, atau pelayan dan staf dapur yang bertugas
melayani penumpang.[89] Dari jumlah tersebut, lebih dari 97% di antaranya adalah pria; hanya 23
awak yang wanita, biasanya bertugas sebagai pelayan.[90] Sisanya mewakili beragam profesi – tukang roti, koki, tukang daging,
tukang ikan, pencuci piring, pengurus, instruktur gimnasium, petugas binatu,
pelayan, pengatur tempat tidur, tukang bersih-bersih dan bahkan pencetak,[90] yang mencetak harian Atlantic Daily Bulletin untuk penumpang dengan
berita-berita terkini yang disampaikan melalui operator nirkabel kapal.[38][e]
Sebagian besar awak kapal
mendaftar di Southampton pada tanggal 6 April;[11] secara keseluruhan, 699 awak berasal dari sana, dan 40 persen di antaranya
adalah warga asli kota tersebut.[90] Sejumlah staf khusus ada yang mempekerjakan diri dan ada pula yang
merupakan subkontraktor. Mereka meliputi lima petugas pos, yang bekerja untuk
Royal Mail dan US Postal Service, staf Restoran A La Carte Kelas Satu
dan Café Parisien, operator radio (dipekerjakan Marconi) dan delapan musisi,
yang dipekerjakan oleh sebuah lembaga dan berangkat dengan status penumpang
kelas dua.[92] Gaji awak kapal sangat beragam, mulai dari Kapten Smith sebesar £105 per
bulan (sama dengan £7.704 hari ini) hingga £3 10s (£257 hari ini) yang
diterima pelayan. Staf makanan yang dibayar rendah bisa menambah gaji mereka
melalui tip dari penumpang.[91]
Penumpang
John
Jacob Astor IV pada tahun 1909. Ia dan istrinya adalah orang terkaya di
Titanic.
Penumpang Titanic
mencapai 1.317 orang: 324 di Kelas Satu, 284 di Kelas Dua, dan 709 di
Kelas Tiga. 869 (66%) di antaranya adalah pria dan 447 (34%) wanita. Ada 107
anak-anak yang menumpang, kebanyakan adalah penumpang Kelas Tiga.[93] Titanic dianggap belum mencukupi kapasitas pada saat pelayaran perdananya,
karena kapal ini mampu menampung 2.566 penumpang – 1.034 di Kelas Satu, 510 di
Kelas Dua dan 1.022 di Kelas Tiga.[94]
Biasanya, kapal mewah
seperti Titanic sudah dipesan penuh saat pelayaran perdananya.
Sayangnya, mogok batu bara nasional di Britania Raya mengakibatkan gangguan pada jadwal perkapalan musim semi
1912, sehingga banyak pelayaran lintas samudra dibatalkan. Banyak calon
penumpang memilih untuk menunda rencana perjalanan mereka hingga mogok usai.
Mogok tersebut selesai beberapa hari sebelum Titanic berlayar, tetapi
sudah terlambat karena besarnya dampak yang dirasakan. Titanic hanya
mampu berlayar pada tanggal yang dijadwalkan, karena batu baranya dipindahkan
dari kapal lain yang berlabuh di Southampton, seperti City of New York dan Oceanic.[73]
Sejumlah orang berpengaruh
saat itu memesan tiket Kelas Satu Titanic. Termasuk di antaranya adalah
miliuner Amerika Serikat John
Jacob Astor IV bersama istrinya Madeleine Force Astor, industrialis Benjamin Guggenheim, pemilik Macy's Isidor Straus bersama istrinya Ida, miliuner asal Denver Margaret "Molly" Brown,[f] Sir Cosmo Duff
Gordon bersama istrinya, couturière Lucy (Lady Duff-Gordon), pemain kriket dan pebisnis John Borland Thayer bersama istrinya Marian dan anaknya Jack, Countess of Rothes, penulis dan sosialita Helen Churchill Candee, jurnalis dan aktivis reformasi sosial William Thomas Stead, penulis Jacques Futrelle bersama istrinya May, dan aktris film bisu Dorothy Gibson.[95] Pemilik Titanic,
J. P. Morgan dijadwalkan ikut dalam pelayaran perdananya, tetapi menyatakan
batal pada menit terakhir.[96] Selain itu, ada juga direktur pelaksana White Star Line J. Bruce Ismay dan
desainer Titanic Thomas Andrews, yang ikut untuk mengamati masalah kapal
dan menilai kinerja kapal baru tersebut secara umum.[97]
Jumlah pasti penumpang
kapal tidak diketahui karena tidak semua pemesan tiket benar-benar naik ke
kapal; sekitar lima puluh orang membatalkan perjalanannya dengan berbagai
alasan,[98] dan tidak semua penumpang tetap berada di kapal sepanjang perjalanannya.[99]
Tarif penumpang Titanic
sangat bervariasi. Tarif Kelas Tiga dari London, Southampton, atau Queenstown
adalah £7 5s (sama dengan £532 hari ini), sementara tarif Kelas Satu
termurah adalah £23 (£1.688 hari ini).[81] Kamar Kelas Satu paling mahal memakan biaya £870 pada musim liburan
(£63.837 hari ini).[94]
Keberangkatan dan
pelayaran ke barat
Pada hari Rabu 10 April
1912, pelayaran perdana Titanic dimulai. Setelah embarkasi awak kapal,
penumpang mulai tiba pukul 09.30 ketika kereta kapal London and South
Western Railway dari stasiun Waterloo London tiba di stasiun kereta
api Southampton Terminus di sisi dermaga, tepat di
samping tempat berlabuhnya Titanic.[100] Jumlah penumpang Kelas Tiga yang besar menandakan mereka yang berhak naik
pertama, diikuti penumpang Kelas Satu dan Dua selama satu jam sebelum
keberangkatan. Para petugas menunjukkan kabin-kabin mereka dan penumpang Kelas
Satu secara pribadi disambut oleh Kapten Smith.[101] Penumpang Kelas Tiga diperiksa kesehatan dan cacat fisiknya yang mungkin
mengakibatkan mereka ditolak masuk Amerika Serikat – bukan sesuatu yang ingin
dilihat White Star Line, karena penumpang-penumpang tersebut harus diangkut
kembali melintasi Atlantik.[98] 922 penumpang tercacat menaiki Titanic di Southampton. Penumpang
lainnya dijemput di Cherbourg dan Queenstown.[73]
Pelayaran perdananya
dimulai tepat waktu pada siang hari. Sebuah kecelakaan nyaris dihindari
beberapa menit kemudian ketika Titanic berlayar di samping kapal SS City of New York dan Oceanic yang sedang berlabuh. Bobot raksasanya mengakibatkan
kapal-kapal kecil tersebut terangkat oleh gelombang air yang besar dan jatuh ke
lembah gelombang. Kabel labuh New York tidak sanggup menghadapi tegangan
mendadak dan putus, sehingga kapal tersebut berayun buritan dulu ke arah Titanic.
Kapal tunda di dekatnya, Vulcan, berusaha mengendalikan New York
dan Kapten Smith memerintahkan agar mesin-mesin Titanic
"dimundurkan penuh".[102] Kedua kapal menghindari tabrakan dengan beda jarak sekitar 4 kaki (1.2 m). Insiden ini menunda keberangkatan Titanic selama satu jam,
sementara New York yang hanyut berhasil dikendalikan.[103]
Titanic setelah hampir bertabrakan dengan SS City of New York. Di sebelah kiri adalah Oceanic dan New York.
Setelah berlayar dengan
selamat melintasi serangkaian gelombang pasang dan selat di Southampton Water dan Solent, Titanic berlayar ke Selat Inggris. Kapal ini berlayar menuju pelabuhan Cherbourg di Perancis sejauh
77 mil laut (89 mi; 143 km).[104] Cuaca saat ini berawan, agak baik namun dingin dan mendung.[105] Karena Cherbourg tidak memiliki fasilitas dermaga untuk kapal seukuran Titanic,
kapal tender dipakai untuk mentransfer penumpang dari daratan ke kapal. White Star Line
mengoperasikan dua kapal di Cherbourg, SS Traffic dan SS Nomadic. Keduanya dirancang sedimikian rupa sebagai kapal tender untuk kapal kelas
Olympic dan diluncurkan tidak lama setelah Titanic[106] (Nomadic saat ini adalah satu-satunya kapal White Star Line yang
masih beroperasi). Empat jam setelah Titanic meninggalkan Southampton,
kapal tiba di Cherbourg dan disambut oleh kapal-kapal tender. 274 penumpang naik
kapal dan 24 lainnya tinggal di kapal tender untuk diangkut kembali ke daratan.
Proses ini berjalan selama 90 menit dan pada pukul 20.00 Titanic bongkar sauh dan berangkat ke Queenstown[107] dengan cuaca dingin dan berangin.[105]
Pada pukul 11.30 hari
Kamis 11 April, Titanic tiba di Cork Harbour di Irlandia selatan.
Cuaca agak berawan namun relatif hangat dengan angin dingin.[105] Lagi-lagi fasilitas dermaga yang ada tidak muat dengan ukuran kapal, dan
kapal tender dipakai untuk membawa penumpang ke Titanic. 113 penumpang
Kelas Tiga dan tujuh penumpang Kelas Dua naik kapal, sementara tujuh lainnya
tinggal. Di antara penumpang yang naik adalah Bapa Francis Browne, seorang pengikut Jesuit, yang juga seorang fotografer dan mengambil banyak foto di dalam Titanic,
termasuk foto terakhir kapal yang pernah diketahui. Keberangkatan tidak resmi
juga ada ketika seorang awak kapal, tukang api John Coffey, warga asli
Queenstown, menyelinap masuk kapal dengan bersembunyi di bawah kantung surat
yang akan diangkut ke daratan.[108] Titanic bongkar sauh untuk terakhir kalinya pada pukul 13.30 dan berlayar ke
barat melintasi Atlantik.[108]
Rute pelayaran
perdana Titanic, disertai koordinat tenggelamnya kapal.
Setelah meninggalkan Queenstown, Titanic menyusuri
pesisir Irlandia hingga Fastnet
Rock,[109] kira-kira
sejauh 55 mil laut (63 mi; 102 km). Dari sana, kapal ini
berlayar sejauh 1.620 mil laut (1,860 mi; 3,000 km) mengikuti
rute Lingkaran Besar melintasi Atlantik Utara untuk mencapai titik di samudra
yang dikenal sebagai "sudut" di tenggara Newfoundland, tempat
kapal-kapal uap yang berlayar ke barat melakukan perubahan arah pelayaran.
Posisi Titanic hanya beda beberapa jam dari sudut tersebut, yang berada di
jalur loksodrom sejauh
1.023 mil laut (1,177 mi; 1,895 km) menuju Nantucket Shoals
Light, ketika kapal mengalami tabrakan fatal dengan gunung es.[110] Jalur terakhir
pelayaran adalah sejauh 193 mil laut (222 mi; 357 km) menuju Ambrose
Light dan akhirnya
tiba di New York Harbor.[111]
Tiga hari pertama pelayarannya dari Queenstown berlalu
tanpa kecelakaan. Mulai 11 April hingga siang tampak setempat keesokan harinya, Titanic telah
berlayar sejauh 484 mil laut (557 mi; 896 km); hari selanjutnya,
519 mil laut (597 mi; 961 km); dan pada siang hari terakhir
pelayarannya, 546 mil laut (628 mi; 1,011 km). Sejak itu sampai
waktu tenggelamnya, kapal ini telah berlayar sejauh 258 mil laut (297 mi;
478 km) dengan kecepatan rata-rata 21 knot (24 mph;
39 km/jam).[112] Cuaca saat
kapal meninggalkan Irlandia cerah dengan langit berawan dan angin haluan. Suhu
sejuk sepanjang Sabtu 13 April, tetapi keesokan harinya Titanic
melewati front
cuaca dingin dengan
angin kencang dan gelombang setinggi 8 kaki (2.4 m). Cuaca buruk tersebut mereda seiring waktu sampai
Minggu sore 14 April, cuaca cerah, tenang, dan sangat dingin.[113]
Titanic menerima serangkaian peringatan dari kapal-kapal lain
akan keberadaan es hanyut di wilayah Grand Banks of Newfoundland.[114] Meski begitu,
kapal ini terus berlayar dengan kecepatan penuh, yang merupakan praktik standar
pada masa itu.[115] Saat itu
diyakini secara luas bahwa es adalah ancaman kecil bagi kapal besar dan Kapten
Smith sendiri mengatakan bahwa ia tidak bisa "membayangkan kondisi apapun
yang akan mengakibatkan kapal tenggelam. Pembangunan kapal modern sudah
mengatasi semuanya."[116]
Tenggelam
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Tenggelamnya
RMS Titanic
Pada pukul 23.40 (waktu kapal),
pengawas Frederick Fleet melihat gunung es tepat di depan Titanic dan
memberitahu anjungan.[117] First
Officer William
Murdoch memerintahkan
kapal dibelokkan mengitari es dan mesin dimundurkan,[118] tetapi sudah
terlambat; sisi kanan Titanic menabrak gunung es, sehingga menciptakan
serangkaian lubang di bawah garis air. Lima kompartemen kedap air kapal bocor.
Semakin jelas bahwa kapal ini terancam, karena kapal ini tidak bisa selamat
jika lebih dari empat kompartemen bocor. Titanic mulai tenggelam haluan
dulu, dengan air masuk dari satu kompartemen ke kompartemen lain ketika sudut
kapal di air semakin curam.[119]
Para penumpang Titanic belum siap menghadapi
situasi darurat semacam itu. Sekoci kapal hanya cukup mengangkut setengah dari
total penumpang yang ada; jika kapal penuh penumpang, hanya sekitar
sepertiganya yang bisa diangkut sekoci.[120] Awak kapal pun
belum dilatih dengan baik dalam melakukan evakuasi. Para petugas tidak tahu
berapa banyak orang yang bisa mereka angkut ke sekoci dan meluncurkan sebagian
besar sekoci dalam keadaan setengah penuh.[121] Penumpang
kelas tiga kebanyakan ditinggalkan berjuang sendiri, sehingga banyak yang
terperangkap di bawah dek ketika kapal terisi air.[122] Protokol
"wanita dan anak-anak dahulu" dipatuhi secara umum dalam pemuatan
sekoci[122] dan sebagian
besar penumpang dan awak pria ditinggalkan di kapal.
Dua jam empat puluh menit setelah Titanic menabrak
gunnug es, tingkat tenggelamnya tiba-tiba meningkat sementara dek depannya
sudah berada di bawah air dan air laut mengalir masuk palka-palka yang terbuka.[123] Ketika
buritannya yang tidak tertopang naik dari air sampai menampakkan
baling-balngnya, kapal ini terbelah antara cerobong ketiga dan keempat akibat
tekanan yang luar biasa pada lunasnya.[124] Bagian buritan
tetap terapung selama beberapa menit dengan sudut hampir vertikal dan ratusan
orang yang bertahan di sana.[125] Pada pukul
14.20, kapal tenggelam dan terpisah dari haluannya. Penumpang dan awak yang
selamat tercebur ke air dingin yang mematikan dengan suhu 28 °F
(−2 °C). Hampir semua orang di air tewas akibat hipotermia atau serangan
jantung dalam hitungan menit atau tenggelam.[126] Hanya 13 orang
yang berhasil diselamatkan ke sekoci, padahal sekoci tersebut sanggup menampung
hampir 500 orang lagi.[127]
Sinyal darurat dikirim melalui peralatan nirkabel, roket
dan lampu, tetapi tidak satupun kapal yang merespon berada dalam jarak dekat
untuk mencapai Titanic sebelum tenggelam.[128] Sebuah kapal
yang kebetulan dekat, Californian, yang merupakan kapal terakhir yang
berkomunikasi dengan Titanic sebelum tabrakan, melihat sinyalnya namun
terlambat memberi bantuan.[129] Sekitar pukul
04.00, RMS Carpathia tiba di tempat
kejadian sebagai respon terhadap panggilan darurat Titanic sebelumnya.[130] 710 orang
selamat dari bencana ini dan mereka diangkut oleh Carpathia ke New York,
kota tujuan Titanic, sementara 1.517 orang lainnya tidak selamat.[83]
Dampak peristiwa
Kedatangan Carpathia di New York
Menurut laporan saksi mata, ada "banyak adegan
menyedihkan" ketika korban selamat Titanic tiba di New York
Carpathia memakan tiga
hari untuk mencapai New York setelah meninggalkan tempat kejadian. Pelayarannya
terhambat oleh es hanyut, kabut, badai petir dan laut yang tidak bersahabat.[131] Kapal ini berhasil
menyebarkan berita tentang bencana ini ke seluruh dunia menggunakan peralatan
nirkabel. Laporan awalnya kurang jelas, sehingga pers Amerika Serikat salah
melaporkan pada tanggal 15 April bahwa Titanic sedang ditarik ke
pelabuhan oleh SS Virginian.[132]
Pada hari itu juga, muncul konfirmasi bahwa Titanic
tenggelam dan sebagian besar penumpang serta awaknya tewas.[133] Berita ini
menarik kerumunan orang ke kantor-kantor White Star Line di London, New York,
Southampton,[134] Liverpool dan
Belfast.[butuh
rujukan] Dampak terbesar terjadi di Southampton, tempat
penduduknya mengalami kehilangan terbesar akibat tenggelamnya kapal.[135] 4 dari 5 awak Titanic
berasal dari kota ini.[136]
Surat kabar milik Salvation Army, The War Cry,
melaporkan bahwa "tak ada seorang pun selain hati yang membatu yang tidak
tergetar melihat penderitaan seperti ini. Siang dan malam kerumunan wajah yang
pucat dan gelisah menunggu dengan sabar berita yang tak kunjung datang. Hampir
setiap orang yang ada dalam kerumunan itu kehilangan seorang kerabatnya."[137] Baru pada
tanggal 17 April daftar korban selamat pertama yang tidak lengkap
diumumkan, karena tertunda akibat komunikasi buruk.[138]
Carpathia merapat pada pukul 21:30 tanggal 18 April di Pier
54 New York dan
disambut oleh sekitar 40.000 orang yang menunggu di sisi dermaga dalam
kondisi hujan deras.[139] Bantuan
langsung berbentuk pakaian dan transportasi ke tempat perlindungan diberikan
oleh Women's Relief Committee, Travelers Aid Society of New York, Council of Jewish Women, dan
lain-lain.[140][141] Banyak di
antara penumpang Titanic yang selamat tidak menetap di New York, namun
langsung berangkat ke rumah kerabatnya. Sejumlah korban selamat yang kaya
menyewa kereta pribadi untuk membawa mereka pulang, dan Pennsylvania Railroad menyediakan layanan kereta khusus
secara gratis untuk mengangkut korban selamat ke Philadelphia. 214 awak Titanic
yang selamat dibawa ke kapal uap SS
Lapland milik Red
Star Line, tempat mereka
menetap sementara di kabin penumpang.[142] Carpathia dengan cepat diisi kembali persediaan makanan dan perlengkapannya
sebelum melanjutkan pelayarannya ke Fiume, Austria-Hongaria. Para awak
kapalnya diberikan bonus sebesar gaji bulanannya oleh Cunard sebagai hadiah
atas tindakan mereka, dan sejumlah penumpang Titanic bersama-sama
memberikan mereka bonus tambahan sebesar £900 (£66.038 hari ini) yang
dibagi-bagi kepada sesama awak kapal.[143]
Kedatangan kapal di New York menarik perhatian pers,
dengan berbagai surat kabar berlomba-lomba menjadi yang pertama melaporkan
kesaksian korban selamat. Sejumlah wartawan menyuap untuk naik kapal
pilot New York, yang memandu Carpathia ke
pelabuhan, dan seorang wartawan bahkan berusaha masuk Carpathia sebelum
merapat ke dermaga.[144] Kerumunan
berkumpul di luar kantor-kantor surat kabar untuk melihat laporan terkini
ditempelkan di jendela atau papan berita.[145] Butuh empat
hari lagi untuk mengumpulkan dan merilis daftar lengkap korban bencana,
sehingga menambah kesedihan para kerabat yang menunggu berita tentang para
penumpang Titanic. Pada tanggal 23 April, Daily Mail
melaporkan:
"Pada akhir sore itu harapan hilang sudah.
Orang-orang yang menunggu semakin berkurang jumlahnya, dan pria maupun wanita
pulang dalam keadaan diam. Di Southampton yang rendah hati nyaris tidak ada
keluarga yang tidak kehilangan seorang kerabat atau temannya. Anak-anak yang
pulang dari sekolah mengetahui tragedi tersebut, dan wajah-wajah kecil yang
sedih berpaling ke rumah gelap tanpa ayah."[146]
Banyak badan amal didirikan untuk membantu korban dan
keluarga mereka, banyak di antaranya kehilangan satu-satunya sumber nafkah
mereka, atau semua harta benda yang dimiliki sebagian besar korban selamat dari
Kelas Tiga. Pada tanggal 29 April, bintang opera Enrico Caruso dan Mary
Garden serta anggota Metropolitan
Opera mengumpulkan
$12.000 untuk membantu korban bencana dengan mengadakan konser khusus yang
memperdengarkan berbagai versi "Autumn" dan "Nearer My God To
Thee".[147] Di Britania,
dana bantuan dikumpulkan untuk keluarga awak kapal Titanic yang tewas,
dengan total hampir £450.000 (£33.018.954 hari ini). Pengumpulan dana tersebut
masih dilakukan sampai akhir 1960-an.[148]
Penyelidikan bencana
"The Margin of Safety
Is Too Narrow!", sebuah kartun tahun 1912 karya Kyle Fergus memperlihatkan
publik meminta jawaban dari perusahaan kapal
Bahkan sebelum korban
selamat tiba di New York, penyelidikan sudah direncanakan untuk mencari tahu
apa yang terjadi, dan apa yang bisa dilakukan untuk mencegah terulangnya
kembali bencana seperti ini. Senat Amerika Serikat memulai penyelidikan
bencana pada tanggal 19 April, sehari setelah Carpathia tiba New
York.[149]
Ketua penyelidikan,
Senator William Alden Smith, ingin mengumpulkan kesaksian para penumpang dan awak selagi kejadian
tersebut masih segar dalam ingatan mereka. Smith juga perlu mengirim surat
pangillan kepada seluruh penumpang dan awak Britania yang selamat selagi mereka
masih ada di Amerika Serikat, sehingga mencegah mereka pulang ke Britania Raya
sebelum penyelidikan Amerika Serikat selesai tanggal 25 Mei.[150] Pers Britania mencela Smith sebagai seorang oportunis yang secara tidak
sensitif memaksakan sebuah penyelidikan untuk mendapatkan prestise politik dan
merebut "momennya untuk berdiri di panggung dunia". Kendati begitu,
Smith sudah mempunyai reputasi sebagai seorang aktivis keselamatan kereta api
di Amerika Serikat, dan ingin menginvestigasi setiap malapraktik yang mungkin
dilakukan oleh pebisnis kereta api J. P. Morgan, pemilik sejati Titanic.[151]
Lord Mersey ditunjuk sebagai ketua penyelidikan bencana oleh British Board of Trade, yang dilaksanakan antara
2 Mei dan 3 Juli. Masing-masing penyelidikan berusaha mempelajari
kesaksian dari penumpang dan awak Titanic, awak Californian milik
Leyland Line, Kapten Arthur Rostron dari Carpathia dan
para pakar lainnya.[152] Kedua penyelidikan mencapai simpulan yang umumnya sama; regulasi mengenai
jumlah sekoci yang harus diangkut kapal sudah kedaluwarsa dan tidak cocok lagi,[153] Kapten Smith gagal menanggapi peringatan es dengan baik,[154] sekoci-sekoci tidak terisi atau terawaki dengan baik, dan tabrakan yang
terjadi adalah akibat langsung dari pelayaran ke zona bahaya dalam kecepatan
sangat tinggi.[153]
Rekomendasi yang diberikan
meliputi perubahan besar-besaran regulasi maritim untuk memberlakukan peraturan
keselamatan baru, seperti menjamin bahwa jumlah sekoci yang disediakan lebih
banya, latihan sekoci dilaksanakan dengan baik dan peralatan nirkabel di kapal
penumpang selalu diawasi petugas selama 24 jam.[155] International Ice Patrol didirikan untuk mengawasi keberadaan gunung es di Atlantik Utara, dan regulasi
keselamatan maritim diperkenalkan ke dunia internasional melalui Konvensi Internasional
untuk Keselamatan Penumpang di Laut; kedua peraturan tersebut
masih berlaku sampai sekarang.[156]
Peran SS Californian
SS Californian,
kapal yang mencoba memperingatkan Titanic akan bahaya dari es hanyut
Salah satu masalah paling
kontroversial yang dipelajari dalam penyelidikan tersebut adalah peran yang
dimainkan kapal SS Californian, yang saat itu terletak
beberapa mil saja dari Titanic tetapi tidak menanggapi panggilan darurat
ataupun roket sinyalnya. Testimoni kepada penyelidikan Britania mengungkapkan
bahwa pada pukul 20:10, Californian melihat cahaya sebuah kapal di
selatan, yang kemudian disetujui oleh Kapten Stanley Lord dan Perwira Ketiga C.V.
Groves (yang menggantikan tugas Lord pada pukul 23:10) sebagai kapal penumpang.[157] Californian telah memperingatkan Titanic melalui radio akan keberadaan es
hanyut yang menjadi alasan Californian berhenti berlayar pada malam itu,
akan tetapi ditegur oleh operator nirkabel senior Titanic, Jack Phillips.[157] Pada pukul 23:50, perwira Californian melihat cahaya kapal
menghilang, seolah-olah mati atau belok tajam, dan hanya cahaya sisi kirinya
yang tampak.[157] Sinyal lampu Morse diarahkan ke kapal tersebut atas perintah Lord antara
pukul 23:30 dan 01:00, tetapi tidak ditanggapi.[158]
Kapten Lord masuk ruang
peta pada pukul 23:00 untuk menghabiskan malam itu[159], tetapi Perwira Kedua Herbert Stone yang saat itu bertugas, memberitahu
Lord pada pukul 01:10 bahwa kapal tersebut menembakkan 5 roket. Lord ingin tahu
apakah itu sinyal perusahaan, yang berarti suar berwarna yang dipakai untuk
identifikasi. Stone mengatakan bahwa ia tidak tahu dan semua roketnya putih.
Kapten Lord menginstruksikan awaknya untuk terus memberi sinyal kepada kapal
lain dengan lampu morse, dan kembali tidur. Tiga roket lain terlihat pukul
01:50 dan Stone melihat kapal tersebut tampak aneh di air, seolah-olah miring
ke satu sisi. Pada pukul 02:15, Lord diberitahu bahwa kapal tersebut tidak
terlihat lagi. Lord bertanya lagi apakah cahaya yang muncul memiliki warna, dan
ia diberitahu bahwa semuanya putih.[160]
Californian akhirnya menanggapi. Pada sekitar pukul 05:30, Kepala Perwira George
Stewart membangunkan operator nirkabel Cyril Furmstone Evans, memberitahunya bahwa sepanjang malam terlihat banyak roket, dan
memintanya untuk mencoba berkomunikasi dengan kapal manapun. Ia mendapat kabar
mengenai tenggelamnya Titanic, Kapten Lord diberitahu, dan Californian
diperintahkan untuk memberi bantuan. Kapal ini tiba setelah Carpathia
selesai mengangkut semua korban selamat.[161]
Penyelidikan ini
menyimpulkan bahwa kapal yang dilihat California adalah Titanic
dan Californian punya kemungkinan besar untuk datang menyelamatkan Titanic.
Sayangnya, Kapten Lord bertindak buruk dalam menangani hal tersebut.[162]
Korban selamat dan tewas
Jumlah korban tenggelamnya
Titanic tidak jelas akibat adanya beberapa faktor, termasuk perbedaan
daftar penumpang, yang mencakup nama-nama orang yang membatalkan perjalanan
mereka pada menit terakhir, dan fakta bahwa sejumlah penumpang memakai alias
atas berbagai alasan dan terhitung dua kali di daftar korban.[163] Jumlah korban tewas diperkirakan antara 1.490 dan 1.635 orang.[164] Jumlah di bawah diperoleh dari laporan Board of Trade Britania Raya tentang
bencana ini.[83]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar